Ketika petugas Gestapo datang ke rumah Hardaga untuk memeriksa dokumen, Yosef dan keluarganya bersembunyi di belakang lemari pakaian.
Untungnya, pasukan Nazi itu tidak menemukan mereka.
Disebutkan keluarga Kabiljo tinggal di rumah Mustafa sampai mereka dapat pindah ke Mostar, kota Bosnia yang berada di bawah kekuasaan Italia.
Sayangnya, Yosef harus tetap tinggal dan melikuidasi bisnisnya dan dia akhirnya ditangkap dan dipenjara serta dipaksa menjadi pekerja paksa.
Ketika Zejneba Hardaga menemukan tempat dia bekerja, dia pergi ke sana dan membawakannya makanan.
Yosef akhirnya berhasil melarikan diri dan dia kembali ke tempat persembunyiannya di rumah Hardaga.
Tapi Nazi pun akhirnya mengetahui bahwa keluarga Hardaga membantu orang Yahudi.
Mereka lalu mengeksekusi Ahmed Sadik, seorang anggota keluarga yang membantu memalsukan dokumen dengan nama Kristen untuk keluarga Yahudi seperti Kabiljos.
Beruntungnya, sebelum kejadian mengerikan itu, keluarga Kabiljo diselamatkan dan dibawa ke Yerusalem.
Pada tahun 1992, perang di Yugoslavia dimulai dan Bosnia menjadi pusatnya. Pasukan Serbia mengepung Sarajevo.
Orang-orang sekarat di jalanan, rumah dibakar, dan penembak jitu menargetkan orang-orang yang meninggalkan rumah mereka.