Gagal melakukannya bisa menyebabkan terjadinya kekerasan dan bahkan sampai anak-anak itu dibunuh karena dianggap mempermalukan keluarga.
Sebelum pembunuhan terjadi, Lal Mohammad, ayah dari mendiang kakak ipar Shabnam, mengatakan kepada polisi tentang hubungan Shabnam.
"Shabnam pergi ke arah yang salah, ia ingin menikah dengan Saleem dan atmosfer di rumah sangatlah tegang," ujar Mohammad mengulangi ucapan anaknya, Anjum.
Nischay Tyagi, rekan kerja Shabnam, bersaksi jika Shabnam mengatakan kepadanya ia ingin menikahi Saleem tapi keluarganya menentangnya.
Sukkhan Ali, sepupu Shabnam, mengatakan kepada pengadilan Saleem sering datang ke rumah mereka untuk menemui Shabnam.
Ayah Shabnam berang lalu memukuli anaknya.
Namun keluarga Shabnam tidak tahu jika Shabnam hamil anak dari Saleem.
Hakim pengadilan distrik SAA Husaini mengamati jika warga lokal "tidak akan menerima aksi haram," merujuk pada anak yang belum lahir.