Penulis
Intisari-Online.com - Perbandingan kekuatan militer Rusia dan Ukraina menunjukkan total kekuatan Kremlin jauh lebih unggul.
Melansir Global Firepower 2021, saat ini Rusia menduduki peringkat ke-2 untuk total kekuatan militernya. Sementara itu, Ukraina berada di peringkat ke-25.
Globel Firepower menyusun peringkat kekuatan militer dunia dengan menggunakan lebih dari 50 faktor individu untuk menentukan skor Power Index suatu negara dengan kategori mulai dari kekuatan militer dan keuangan hingga kemampuan logistik dan geografi.
Melihat banyak pasukannya, Rusia unggul dengan total 3.569.000 personel. Dibanding Ukraina yang hanya memiliki pasukan dengan total 1.245.000 personel.
Dari segi keuangan, perkiraan anggaran pertahanan Rusia tahun ini yaitu 42,13 miliar dolar AS, jauh lebih besar dari milik Ukraina yang tercatat sebesar 9,6 miliar dolar AS.
Lalu bagaimana dengan persenjataan mereka di sektor udara, darat, dan laut?
Di angkasa, total kekuatan Rusia menempati peringkat ke-2 dengan total 4.144 pesawat dimilikinya.
Angkatan udara Rusia diperkuat 789 pesawat tempur, 538 helikopter serang, 742 pesawat serangan khusus, 1.540 helikopter, 130 pesawat misi khusus, 429 pesawat angkut, 495 pesawat latihan, dan 19 armada tanker.
Dibanding Ukraina yang kekuatan udaranya menempati peringkat ke-38 dengan total 285 pesawat dimilikinya.
Di antara pesawat-pesawat milik Ukraina yaitu 42 pesawat tempur, 34 helikopter serang, 25 pesawat serangan khusus, 111 helikopter, 5 pesawat misi khusus, 31 pesawat angkut, dan 71, pesawat latihan.
Kemudian di sektor darat, saat ini tidak ada negara di dunia yang jumlah tank, artileri self-propelled, artileri derek, dan proyektor roketnya melebihi milik Rusia.
Tank milik Rusia sebanyak 13.000 unit, lebih dari lima kali yang dimiliki Ukraina. Sementara persenjataan lain yang memperkuat angkatan daratnya yaitu 27.100 kendaraan lapis baja, 6.540 artileri self-propelled, 4.465 artileri derek, dan 3.860 proyektor roket.
Dibanding Ukraina yang memiliki 2.430 tank, 11.435 kendaraan lapis baja, 785 artileri self-propelled, 2.040 artileri derek, dan 550 proyektor roket.
Terakhir di sektor laut, Rusia memiliki 1 kapal induk, 64 kapal selam, 15 kapal perusak, 11 fregar, 85 korvet, 48 mine warfare, dan 55 kapal patroli.
Dibanding Ukraina yang angkatan lautnya saat ini hanya dibekali 1 fregat, 1 mine warfare, dan 11 kapal patroli.
Sementara total kekuatan militernya lebih unggul dibanding Ukraina, Kini Kremlin juga dianggap 'sukses' mengirim pesan kepada Ukraina dan Barat dengan aksinya 'memancing keributan' belum lama ini.
Baca Juga: Atasi Hidung Tersumbat, Obat Rumahan dari Kunyit Hingga Bawang Putih
Seperti diketahui, pergerakan pasukan militer Rusia ke perbatasan Eropa sempat menjadi perhatian dunia, bahkan memicu kekhawatiran Perang Dunia III.
Kini, Menteri Pertahanan Rusia, Sergei Shoigu, telah memerintahkan puluhan ribu tentara yang baru-baru ini dikerahkan di dekat perbatasan dengan Ukraina untuk kembali ke pangkalan mereka.
Perintah tersebut dianggap sebagai sebuah langkah yang kemungkinan besar akan meredakan ketakutan langsung akan konflik dan mengurangi ketegangan dengan barat.
Namun, mengutip Financial Times (23/4/2021), dikatakan pula bahwa Rusia telah berhasil mengirim pesan kepada Ukraina dan pendukungnya bahwa Moskow tetap menjadi ancaman bagi sayap tenggara Eropa.
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky, bulan ini memohon untuk keanggotaan NATO seiring pergerakan pasukan Rusia.
Kemudian, juga mengundang Vladimir Putin untuk menemuninya di zona konflik.
Menurut Michael Kofman, seorang ilmuan peneliti senior di CNA, sebuah studi nirlaba AS, tawaran Zelensky untuk bertemu Putin itu adalah pengakuan diam-diam bahwa Ukraina tidak dapat mengingkari kesepakatan Minsk.
"Mereka sangat ingin meyakinkan Zelensky bahwa Kiev perlu mengubah arah kebijakan," katanya.
"Mereka benar-benar ingin membuat Kiev berkeringat dingin dan untuk menunjukkan kepada orang Ukraina apa yang pada akhirnya dapat mereka lakukan untuk mereka -bahwa pada akhirnya mereka akan berdiri sendiri dan itu adalah kenyataan yang harus dihadapi pemerintahannya."
Putin juga menunjukkan kepada Barat bahwa "dari retorika dan eskalasi yang tidak ramah ada harganya. Dan harga adalah risiko konflik nyata, yang tidak diinginkan siapa pun.
Kata-kata Kremlin telah didengar," jelas Alexander Baunov, seorang rekan senior Carnegie Moskow Center.
Terkait penarikan pasukan Rusia dari dekat perbatasan dengan Ukraina, Shoigu mengatakan bahwa semua akan kembali ke pangkalan aslinya pada 1 Mei.
(*)
Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik? Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik dihttps://www.gridstore.id/brand/detail/27/intisari