Find Us On Social Media :

‘Utamakan Pengajaran Al-Qur.’an Sebelum Mengembangkan Ilmu-ilmu Lain’ Kisah Ibnu Khaldun, Cendekia Muslim Pendiri Disiplin Ilmu Sosiologi, Ekonomi, Historiografi, dan Demografi Modern

By K. Tatik Wardayati, Rabu, 21 April 2021 | 04:00 WIB

Ibnu Khaldun, cendekia muslim pendiri ilmu sosiologi.

Buku tersebut telah diterjemahkan dalam berbagai bahasa.

Dalam buku tersebut Ibnu Khaldun menganalisis apa yang disebut dengan ‘gejala-gejala sosial’ dengan metodenya yang masuk akal.

Dari situ dapat kita lihat bahwa ia menguasai dan memahami akan gejala-gejala sosial tersebut.

Pada bab kedua dan ketiga, ia berbicara tentang gejala-gejala yang membedakan antara masyarakat primitif dengan masyarakat modern dan bagaimana sistem pemerintahan dan urusan politik di masyarakat.

Ibnu Khaldun meyakini bahwa pada dasarnya negara-negara berdiri bergantung pada generasi pertama (pendiri negara) yang memiliki tekad dan kekuatan untuk mendirikan negara.

Disusul oleh generasi kedua yang menikmati kestabilan dan kemakmuran yang ditinggalkan generasi pertama.

Kemudian datang generasi ketiga yang tumbuh menuju ketenangan, kesenangan, dan terbujuk oleh materi sehingga sedikit demi sedikit bangunan-bangunan spiritual melemah dan negara itu pun hancur.

Itu terjadi akibat kelemahan internal maupun karena serangan musuh-musuh yang kuat dari luar yang selalu mengawasi kelemahannya.

Karena pemikirannya yang brilian itu Ibnu Khaldun dipandang sebagai peletak dasar ilmu-ilmu sosial dan politik Islam.

Baca Juga: Perang Uhud, Pengkhianatan Pasukan Muslim hingga Tipu Muslihat Kaum Quraisy Selama Perang yang Sebabkan Kekalahan Pasukan Muslim, Namun Kemampuannya Justru Makin Kuat