Find Us On Social Media :

Dulunya Sudah Sedikit 'Membuka Diri' Setelah Ikut Olimpiade Korsel 2018, Korut Kini Siap Hadapi Isolasi Dunia Lagi Setelah Menolak Datangi Olimpiade Tokyo 2020, Hancur Sudah Hubungan Baik Dua Korea

By Maymunah Nasution, Minggu, 18 April 2021 | 13:41 WIB

Pemandu sorak Korut yang hadir dalam Olimpiade Korsel 2018

Penutupan perbatasan utara mungkin membantu menghadang Covid-19 di Korut, tapi ada juga dampak lain.

Negara itu secara tidak resmi bergantung pada perdagangan penyelundupan dengan China untuk menyediakan selain makanan dan hiburan digital sampai baterai dan uang tunai.

Penutupan perbatasan membuat anjloknya kekayaan asing yang masuk ke negara itu.

Lebih buruk lagi, Kim menolak bantuan kemanusiaan internasional untuk Covid-19, dan sejumlah petugas LSM internasional serta para diplomat dilaporkan sudah meninggalkan negara itu.

Baca Juga: Pantas Saja Korea Utara Mencak-mencak Sampai Kutuk Malaysia saat Tau Orang Korut Ini Hendak Diekstradisi ke AS, Ternyata Identitas Aslinya Bukan Orang Sembarangan

Padahal di tahun 2018 lalu, banyak komunitas internasional berharap pendekatan Korut untuk 'kami dan mereka' akan berakhir.

Olimpiade Pyeongchang di Korsel lalu menggunakan slogan "perdamaian yang bergerak", dan, sekali saja, itu lebih dari slogan marketing Komite Internasional Olimpiade.

Di stadion, ketika para atlet Korut dan Korsel berjalan bersama menuju upacara pembukaan, ada rasa merinding yang dirasakan para penonton dan bukan karena suhu udara melainkan karena sejarah kedua negara bersaudara itu.

Saat itulah Olimpiade bukan hanya sebuah kompetisi semata, pasalnya adik Kim Jong-Un, Kim Yo-Jong, duduk menyaksikan tim Korea Bersatu, menjadi pejabat Korut pertama yang mengunjungi Korsel sejak Perang Korea.

Baca Juga: 'Mulut Pedas' Adik Kim Jong-un Kembali Beraksi, Ancam Amerika dan Korsel yang Lakukan Latihan Militer Gabungan, Kim Yo-jong: Jangan Sebabkan Bau