Penutupan perbatasan utara mungkin membantu menghadang Covid-19 di Korut, tapi ada juga dampak lain.
Negara itu secara tidak resmi bergantung pada perdagangan penyelundupan dengan China untuk menyediakan selain makanan dan hiburan digital sampai baterai dan uang tunai.
Penutupan perbatasan membuat anjloknya kekayaan asing yang masuk ke negara itu.
Lebih buruk lagi, Kim menolak bantuan kemanusiaan internasional untuk Covid-19, dan sejumlah petugas LSM internasional serta para diplomat dilaporkan sudah meninggalkan negara itu.
Padahal di tahun 2018 lalu, banyak komunitas internasional berharap pendekatan Korut untuk 'kami dan mereka' akan berakhir.
Olimpiade Pyeongchang di Korsel lalu menggunakan slogan "perdamaian yang bergerak", dan, sekali saja, itu lebih dari slogan marketing Komite Internasional Olimpiade.
Di stadion, ketika para atlet Korut dan Korsel berjalan bersama menuju upacara pembukaan, ada rasa merinding yang dirasakan para penonton dan bukan karena suhu udara melainkan karena sejarah kedua negara bersaudara itu.
Saat itulah Olimpiade bukan hanya sebuah kompetisi semata, pasalnya adik Kim Jong-Un, Kim Yo-Jong, duduk menyaksikan tim Korea Bersatu, menjadi pejabat Korut pertama yang mengunjungi Korsel sejak Perang Korea.