"Ayah," teriaknya saat melihat sosok pria itu, sebelum membungkuk dalam, seperti adat Korea, dan memeluk ayahnya.
"Aku selalu mencoba hidup bangga sebagai anakmu," ujarnya sambil menangis.
Waktu mereka tapi sangatlah singkat. Mereka diberi izin bersama untuk 12 jam saja, baik dalam kelompok maupun sendiri-sendiri, sampai hari berikutnya mereka harus berpisah lagi.
Pada hari berikutnya, ada 90 lansia lain dari Korsel yang akan menyeberangi perbatasan untuk reuni tiga hari dengan 188 kerabat di Korut.
Media asing tidak boleh ikut reuni, tapi sekelompok reporter lokal membawa rekaman kembali ke Korsel.
Rekaman-rekaman itu tunjukkan adegan mengharukan dari para saudara perempuan merangkul saudara lelakinya.
Seorang putra menangis mengenalkan dirinya kepada ayahnya, dan para keponakan membungkuk kepada paman mereka.
Reuni dilaksanakan di resor Pegunungan Diamond di tenggara Korut, yang merupakan penampakan langka dan emosional dari panjangnya politik pembagian semenanjung yang mempengaruhi keluarga terpisah oleh perang.