Pada akhir 2020, Rusia berencana menyelesaikan perbaikan dan proses peningkatan kapal pada awal 2022.
Namun, sumber yang mengetahui masalah tersebut mengungkapkan, proses menghidupkan kembali Laksamana Nakhimov lebih sulit dari yang diharapkan.
Penyerahan ke Angkatan Laut Rusia akan ditunda setidaknya selama satu tahun, yang mungkin akan diekspor kembali pada awal 2023.
"Masalah utama dengan Laksamana Nakhimov adalah mesin bertenaga nuklir, yang menggunakan uranium yang diperkaya tinggi," kata Pavel Luzin, seorang ahli militer Rusia kepada Forbes
Rusia tidak dapat mengganti mesin nuklir di atas kapal dengan mesin turbin konvensional, karena teknologi untuk pembuatan turbin berlokasi di Ukraina.
Ketegangan Rusia-Ukraina sejak aneksasi Krimea pada 2014 telah menyebabkan Kiev memutuskan semua kontrak militer dengan Moskow.
Itu membuat para insinyur Rusia masih berjuang dengan mesin nuklir yang diproduksi pada 1980-an.
"Mesin nuklir ini menciptakan banyak masalah. Itulah mengapa Rusia hanya mampu mempertahankan satu kapal penjelajah, Pyotr Velikiy, sejak akhir 1990-an," kata Luzin.
Kesulitan bagi Admiral Nakhimov juga menimbulkan efek domino. Kapal penjelajah nuklir Peter the Great juga perlu ditingkatkan.
Tetapi industri pembuatan kapal Rusia saat ini hanya dapat memperbaiki satu kapal dalam satu waktu.