Find Us On Social Media :

Sejarah Perang Khandaq, Libatkan 2 Kekuatan Besar Pasukan Muslim Sebayak 3.000 Kepala yang Dipimpin Nabi Muhammad SAW Melawan Abu Sufyan dan 10.000 Pasukannya

By Muflika Nur Fuaddah, Rabu, 14 April 2021 | 19:03 WIB

Sejarah Perang Khandaq

Intisari-Online.comPerang Khandaq adalah perang antara Muslim di Madinah dan tentara sekutu yang terdiri dari orang Yahudi dan Quraisy.

Perang Khandaq terjadi pada tahun ke-5 dari kalender Hijriah atau 627 Masehi.

Perang Khandaq secara harfiah adalah khandaq, artinya perang parit.

Dalam perang Khandaq, kaum muslim Madinah menggali parit di sebelah utara kota Madinah untuk menahan serangan dari pasukan sekutu.

Baca Juga: Di Indonesia Malah Tak Banyak yang Tahu, Rupanya Orang Banjarmasin Ini Bikin Media Vietnam Keheranan, Karena Bisa Tidur Selama 13 Hari Berturut-turut, Sampai Dijuluki 'The Real Sleeping Beauty'

Dalam buku Perang-Perang dalam Sejarah Islam (2014) karya Sitiatava, Perang Khandaq juga sering disebut dengan Perang Ahzab yang memiliki arti perang melawan sekutu.

Penamaan tersebut didasarkan pada musuh kaum muslim yang berupa pasukan sekutu.

Pasukan Sekutu terdiri dari Bani Quraidzah, Bani Nadhir, kaum Ghathafan serta kaum Quraisy.

Latar Belakang

Terdapat beberapa latar belakang pecahnya Perang Khandaq, yaitu:

Baca Juga: Benua Eropa Makin Dipepet Peperangan, Rusia Ancang-ancang Siapkan Drone Mematikan Ini dan Tanam Radar Pengintai Ini di Benua Eropa Tak Hanya Ukraina

  1. Popularitas agama Islam di Madinah mengancam eksistensi dari ajaran Yahudi dan agama kaum Quraisy di Jazirah Arab
  2. Kaum Ghathafan ingin kembali melakukan monopoli perdagangan di wilayah kota Madinah
  3. Keinginan dari pasukan Sekutu untuk membalaskan dendam akibat kekalahan dalam perang-perang sebelumnya

Jalannya Perang

Perang Khandaq melibatkan dua kekuatan besar pasukan muslim dan pasukan sekutu Yahudi dan Quraisy.

Dalam perang ini pasukan muslim berjumlah 3.000 orang dan pasukan sekutu berjumlah 10.000 orang.

Baca Juga: 'Kita Sampai Kehilangan Banyak Aset Negara', Kala Sri Mulyani Ungkap Bobroknya Pemerintahan Soeharto Selama 30 Tahun, Bahkan Berani Sebut Alasannya Ini

Pasukan muslim Madinah dipimpin langsung oleh Nabi Muhammad SAW, sedangkan pasukan sekutu dipimpin oleh Abu Sufyan.

Dalam buku Manajemen Strategi Peperangan Rasulullah SAW (2007) karya Yuana Ryan, Sebelum perang berlangsung, pasukan muslim terlebih dahulu melakukan musyawarah untuk menentukan strategi menghadapi kekuatan besar dari pasukan sekutu.

Pasukan muslim menerapkan strategi parit yang diusulkan Salman al Farisi untuk menghadapi kekuatan besar pasukan sekutu.

Pembuatan parit dilakukan oleh Nabi Muhammad dan masyarakat Madinah di sebelah utara kota selama enam hari.

Baca Juga: Seragam Satpam Baru Mirip Sekali dengan Seragam Polisi, Tapi Sebenarnya Ada 2 Perbedaan Mencolok, Apa Itu?

Selain itu, Nabi Muhammad SAW memerintahkan untuk mengamankan wanita, anak-anak dan orang tua dalam benteng selama perang berlangsung.

Pasukan sekutu terkepung Pada 31 Maret 627 Masehi, pasukan sekutu pimpinan Abu Sufyan tiba di Madinah.

Mereka dikejutkan dengan parit-parit yang ada di sekeliling Madinah.

Pasukan Abu Sufyan yang mengandalkan pasukan kavaleri (berkuda) tidak bisa berbuat banyak menghadapi parit buatan pasukan muslim.

Baca Juga: Ajarkan dan Bahas Cara Rakit Bom di Grup WhatsApp, Terduga Teroris Ini Malahan Terciduk Gegara Tak Sadar ada Anggota Grup yang Sebenarnya Anggota Densus 88 Antiteror!

Pengepungan pasukan sekutu terhadap pasukan muslim Madinah terjadi selama 27 hari.

Hingga hari terakhir mereka gagal menemukan cara yang efektif untuk membawa pasukan menembus parit Madinah.

Hanya beberapa orang saja yang mampu menembus parit Madinah, salah satunya adalah Amr bin Wadd.

Amr bin Wadd adalah pejuang tangguh dari pasukan sekutu yang kekuatannya disetarakan dengan 100 orang.

Setelah mampu melewati parit, Amr bin Wadd berduel dengan Ali bin Abi Thalib.

Duel antara keduanya berlangsung sengit, namun Ali bin Abi Thalib berhasil memenangkannya.

Kekalahan Amr bin Wadd membuat pihak sekutu memutuskan untuk kembali ke Mekkah dengan membawa kekalahan di pihak mereka.

Baca Juga: Bakal Segera Resuffle Kabinet, Ternyata Ini Alasan Dua Kementerian Ini Diprediksi Kuat Akan Akan Kena Resuffle Oleh Presiden Jokowi, Pengamat Mengatakan

(*)