Penulis
Intisari-online.com - Situasi di perbatasan Ukraina semakin memanas, dan terungkap beberapa senjata sudah disiapkan Rusia.
Menurut laporan ribuan tentara Rusia hadir di perbatasan Ukraina dengan Tank, Rudal, dan Senjata.
Terungkap pula rencana Rusia yang terlihat sudah siap untuk melakukan operasi militer skala penuh.
Hal ini menunjukkan situasi di Ukraina yang semakin gawat dan menuju titik paling berbahaya.
Menurut 24h.com.vn, Sabtu (10/4/21), gambar yang dirilis minggu ini, menujukkan serangkaian kendaraan lapis baja, tank, truk, roket, artileri self-propelled, dan senjata lainnya.
Senjata itu diyakini muncul di daerah yang berbatasan dengan Ukraina.
Foto satelit, menunjukkan baterai Rusia juga hadir di provinsi Voronezh, dan Krasnodar, yang terletak di timur wilayah Donbass.
Selain itu terkuak beberapa jenis senjata yang sudah disipkan Rusia di perbatasan Ukraina.
Menurut organisasi penelitian pertahanan Jane, banyak unit militer Rusia termasuk pasukan seperti infanteri, artileri, dan pasukan terjun payung telah dikerahkan ke daerah-daerah yang berbatasan dengan Ukraina, termasuk sistem rudal, arah strategi Iskander.
Di laut, Rusia juga memberangkatkan 10 kapal artileri di kawasan Laut Hitam dekat Ukraina.
Salah satu gambar yang patut diperhatikan adalah penampakan kompleks rudal pertahanan udara Buk di wilayah Voronezh yang berbatasan dengan Ukraina.
Di wilayah Krashnodar, Rusia juga tampaknya memobilisasi enam mortir self-propelled 2S4 Tyulpan tambahan yang mampu menembakkan peluru nuklir.
Mengomentari barak Rusia di wilayah Voronezh, kelompok Intelijen Konflik Ukraina (CIT) mengatakan kamp-kamp itu baru saja muncul, seperti dikutip dariDaily Mail.
Ruslan Leviev, seorang anggota CIT, mengatakan kepada BBC Ukraina, "Kami melihat pergerakan pasukan Rusia yang besar."
"Mereka adalah pasukan terjun payung dan unit bermotor yang dikerahkan dari wilayah Kemerovo di Siberia dan Dagestan," katanya.
Pada 9 September, juru bicara Kremlin Dmitry Peskov mengatakan situasi di timur Ukraina "sangat tidak stabil".
Peskov memperingatkan bahaya konflik militer skala penuh, setelah Ukraina sangat memusatkan pasukannya di wilayah Donbass.
Ukrainatampaknya mempersiapkan serangan total untuk memusnahkan pemberontak pro-Rusia di timur.
Presiden Rusia Vladimir Putin menegaskan bahwa Rusia memusatkan pasukannya di perbatasan Ukraina untuk tujuan pertahanan.
Namun AS melihat ini sebagai tindakan agresi yang serius.
Sementara itu, surat kabar Kyiv Post mengutip Kolonel Ruslan Khomchak, seorang komandan tentara Ukraina, yang mengatakan bahwa Kiev belum melancarkan kampanye untuk menyerang wilayah Donbass.
Kiev masih mencari solusi diplomatik untuk masalah tersebut.
Namun pemerintah Kiev menolak memberikan otonomi kepada pemberontak timur karena mereka khawatir tempat ini akan menjadi "Krimea kedua".