Advertorial
Intisari-Online.com - Sejumlah konflik yang terjadi di dunia saat ini telah memicu kekhawatiran pecahnya Perang Dunia III.
Dari konflik di wilayah Timur Tengah, Laut China Selatan, hingga Eropa, tengah membuat orang-orang di seluruh dunia was-was.
Saling mengancam hingga pamer kekuatan militer tampak mewarnai ketegangan di antara negara-negara di wilayah tersebut.
Seperti ancaman serangan Israel terhadap Iran jika tak ada yang mampu menghentikan program nuklir negara itu, atau ancaman China untuk merebut paksa Taiwan jika wilayah tersebut tetap mengklaim kedaulatannya.
Belum lagi, memanasnya semenanjung krimea dengan mobilisasi pasukan militer Rusia menuju Ukraina, juga konflik India baik dengan China maupun Pakistan.
Timbulnya kekhawatiran orang-orang akan pecahnya Perang Dunia III wajar terjadi, mengingat begitu parahnya dampak yang dapat ditimbulkan perang dunia.
Sejarah mencatat, Perang Dunia II menewaskan jutaan orang di dunia terlebih dengan pemakaian senjata nuklir, menjadikannya konflik mematikan sepanjang sejarah.
Rupanya, bukan senjata nuklir saja yang kini dapat menimbulkan bahaya dan efek luar biasa jika digunakan dalam perang dunia.
Perkembangan zaman tentu juga telah menghasilkan berbagai perubahan dalam persenjataan militer dibanding puluhan tahun lalu ketika Perang Dunia II terjadi.
Melansir army-technology.com, Bom atom sering dianggap sebagai senjata paling mematikan, tetapi ada sejumlah senjata kimia, biologi, radiologi, dan nuklir (CBRN) yang dapat memiliki efek yang sama, atau bahkan lebih menghancurkan.
Seperti banyak diketahui, bom atom meratakan Hiroshima dan Nagasaki, menewaskan lebih dari 200.000 orang.
Namun itu bukan senjata paling mematikan di gudang persenjataan militer dunia.
Bom hidrogen atau bom-H, bisa lebih dari 1.000 kali lebih kuat.
Sementara bom atom menggunakan fisi nuklir atau pembelahan atom (proses yang sama seperti pembangkit listrik tenaga nuklir), bom H termonuklir menggunakan fusi.
Bahan radioaktif yang sama, uranium atau plutonium, digunakan untuk fusi di mana inti atom disatukan untuk menciptakan energi ledakan.
Amerika Serikat, Rusia, Prancis, Inggris, dan China sudah memiliki kemampuan bom-H, dan pihak lain mungkin sedang mengerjakannya.
Bukan itu saja, ada pula senjata yang dapat memusnahkan seluruh polulasi tanpa terlihat alias 'tak kasat mata', seperti senjata biologis.
Senjata biologis, atau perang kuman, melibatkan racun atau agen infeksi yang digunakan untuk melumpuhkan atau membunuh. Dikatakan, potensi kerusakannya sangat besar, bahkan lebih besar dari bom-H.
Selama Perang Dunia Kedua, Sekutu membangun fasilitas untuk memproduksi antraks secara massal.
Begitu mengerikannya dampak senjata biologis, senjata ini dilarang oleh PBB pada tahun 1972 dan tidak pernah digunakan dalam peperangan modern.
Senjata mengerikan 'tak kasat mata' lainnya adalah senjata kimia. Senjata ini menyebabkan kematian yang jauh lebih sedikit daripada nuklir atau bom H, tetapi mereka dapat menyebabkan efek psikologis dan fisik yang parah.
Senjata pemusnah massal lainnya adalah radioaktif atau 'bom kotor'. Itu dibuat dengan mencampurkan bahan radioaktif dengan bahan peledak standar untuk menyebarkannya.
Sinar gamma dari sumber radioaktif menembus kulit manusia dan menyebabkan kerusakan sel.
Bom radioaktif tidak dapat menyebabkan tingkat kematian dan cedera dari jenis dan skala senjata nuklir dan biologis, tetapi dapat menyebabkan kerusakan yang sangat mahal dalam biaya evakuasi, relokasi, dan pembersihan.
(*)
Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik?Langsung saja Majalah Intisari.Tinggal klik dihttps://www.gridstore.id/brand/detail/27/intisari