Find Us On Social Media :

Hanya Karena Membeli Air Minum di Toko di Atas Pukul 18.00, Pria Ini Dihukum Squat 300 Kali hingga Meninggal 2 Hari Kemudian

By Muflika Nur Fuaddah, Kamis, 8 April 2021 | 08:44 WIB

Sebelum Meninggal karena Dihukum Squat 300 Kali, Pria Ini Kesulitan Berdiri

Intisari-Online.com - Sebelum meninggal, seorang pria Filipina terekam kesulitan berdiri.

Ternyata semua itu berawal dari hukuman squat 300 kali.

Darren Manaog Penaredondo meninggal pada 3 April.

Tepatnya dua hari setelah dia dihukum karena melanggar jam malam.

Baca Juga: Tak Hanya Jaga Kesuburan Rambut Wanita, Ini 3 Manfaat Utama Lidah Buaya untuk Pria, Salah Satunya Jaga Kesehatan Kulit Bagian Intim

Lelaki berusia 28 tahun itu tertangkap polisi karena membeli air minum dari toko setempat di atas pukul 18.00.

Pasangannya, Reichelyn Blace mengungkapkan Penaredondo bersama para pelanggar diminta squat 100 kali, dan disuruh mengulang jika tidak serempak.

Begitu Penaredondo pulang keesokan paginya, dia sudah kesulitan berjalan karena sudah melakukan 300 squat.

Kepada media Filipina Rappler, Blace mengatakan Penaredondo sampai harus dipapah oleh sesama pelanggar jam malam.

Baca Juga: Hentikan Sekarang Juga, Makan Mi Instan dengan Minuman Sejuta Umat Ini Ternyata Bisa Picu Kematian, Dokter Sampai Harus Masukkan Pipa ke Dalam Perut Korban

"Saya tanya apakah dia mengalami penyiksaan."

"Dia hanya tertawa, namun saya tahu dia begitu kesakitan," kata dia.

Blace menerangkan, sepanjang hari suaminya itu harus merayap menyusuri lantai karena kaki dan lututnya sakit.

Saat menggunakan kamar mandi itulah, Penaredondo mengalami kejang-kejang.

Baca Juga: Kecil-kecil Cabe Rawit, Rudal Milik Rusia Ini Konon Mampu Membumihanguskan Sebuah Kota di Amerika Dalam Sekejap, Sehebat Apa Kemampuannya?

Tetangganya berusaha menyelamatkannya dengan napas buatan.

Dia sempat sadar, namun pingsan lagi kemudian.

Dia akhirnya dinyatakan meninggal pukul 22.00 sebelum mencapai rumah sakit.

Sepupunya, Adrian Lucena mengumumkan kematiannya di Facebook.

Baca Juga: Rugi Bandar! Sudah Jor-joran Belanja Senjata Miliaran Dolar dari Amerika, Militer Taiwan Dijamin Tak Berkutik Lawan Pasukan China, Semua Gegara Kebobrokan Ini

"Saya tak bisa pulang karena momen ini. Kami mencintaimu," kata dia.

Rodolfo Cruz Jr, kepala keamanan desa setempat, mengakui Penaredondo ditahan karena melanggar jam malam.

Namun, dia berkilah dia dibawa oleh polisi kota setempat.

Letnan Kolonel Marlo Solero selaku kepala polisi lokal melontarkan bantahan.

Baca Juga: Diragukan Karena Infrastruktur Kesehatannya yang Buruk, Korea Utara Tetap Klaim Negaranya Masih Bebas Virus Corona Meski Sudah Lebih dari Setahun Sejak Pandemi Covid-19

Dia membantah jika anggotanya menghukum squat.

Solero menyebut jajarannya hanya menceramahi jika ada pelanggar.

Solero mengatakan jika memang anggotanya diketahui memerintahkan hukuman tersebut, dia tidak akan menoleransinya.

Wali Kota Ony Ferrer menyatakan, dia akan menggelar penyelidikan penuh begitu kematian Penaredondo viral.

Baca Juga: Tanpa Berkompromi, Rusia Kirimkan Rudal Jelajah ke Wilayah Laut Paling Disengketakan Dunia Ini, Apa Maksudnya?

Ferrer menyatakan sudah menghubungi keluarga Penaredondo untuk menyampaikan belasungkawanya.

"Kami ingin tahu apa yang sebenarnya terjadi."

Dilansir Daily Mail Selasa (6/4/2021), kabar itu muncul setelah Presiden Rodrigo Duterte memperpanjang lockdown sepekan lagi.

Duterte mengunci Manila dan empat provinsi lainnya setelah kasus Covid-19 kembali mengalami peningkatan.

Baca Juga: Tanpa Berkompromi, Rusia Kirimkan Rudal Jelajah ke Wilayah Laut Paling Disengketakan Dunia Ini, Apa Maksudnya?

(*)