Diragukan Karena Infrastruktur Kesehatannya yang Buruk, Korea Utara Tetap Klaim Negaranya Masih Bebas Virus Corona Meski Sudah Lebih dari Setahun Sejak Pandemi Covid-19

K. Tatik Wardayati

Penulis

Diragukan karena infrastruktur kesehatannya buruk, Korea Utara tetap klaim negaranya masih bebas virus corona meski setahun lebih berlalu.

Intisari-Online.com – Sudah lebih dari setahun pandemi virus Covid-19 dialami oleh banyak negara di dunia.

Namun, Korea Utara yang terisolasi terus mengklaim rekor sempurna, 0 kasus, dalam mencegah virus corona dalam laporan terbarunya kepada Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO.

Dilansir The Associated Press, pada awal pandemi lebih dari setahun yang lalu, Korea Utara menggambarkan upayanya mencegah virus sebagai "masalah eksistensi nasional".

Korea Utara menutup perbatasannya, melarang turis dan mengusir diplomat.

Baca Juga: Sempat Dituduh Sebagai Pencipta Virus Corona KarenaPrediksinya, Kini Bill Gates Kembali Ramalkan Kondisi Dunia, Akan Terjadi Hal Ini pada Akhir Tahun 2022

Mereka juga sangat membatasi lalu lintas lintas batas dan telah mengkarantina puluhan ribu orang yang telah menunjukkan gejala.

Negara yang dipimpin Kim Jong Un itu masih mengatakan tidak menemukan kasus Covid-19.

Namun, klaim itu sangat diragukan sejumlah pihak mengingat infrastruktur kesehatannya yang buruk dan perbatasan yang keropos dengan China, garis kehidupan ekonominya.

Dalam email ke The Associated Press pada hari Rabu (7/4/2021), Edwin Salvador, perwakilan WHO untuk Korea Utara, mengatakan Korea Utara melaporkan telah menguji 23.121 orang untuk virus corona dari awal pandemi hingga 1 April.

Baca Juga: 'Olimpiade Zombie', Ngeyel Tetap Adakan Ajang Olahraga Dunia di Tengah Pandemi Covid-19, Jepang Disebut Hanya Akan Menanggung Malu, Sejarah Perang Dunia II pun Bisa Terulang Kembali

Semua hasilnya negatif.

Namun Salvador mengatakan Korea Utara tidak lagi memberi laporan tentang jumlah orang yang dikarantina dengan gejala yang dicurigai.

Korea Utara Umumkan Tidak Berpartisipasi dalam Olimpiade Tokyo

Selasa (6/4/2021), Korea Utara mengumumkan tidak akan berpartisipasi dalam Olimpiade Tokyo tahun ini, dengan mengatakan keputusannya adalah untuk melindungi atletnya dari Covid-19.

Pyongyang mengatakan tidak memiliki kasus virus meski para ahli mengatakan itu tidak mungkin.

Dilansir BBC.com, keputusan tersebut mengakhiri harapan Korea Selatan untuk menggunakan Olimpiade sebagai "jembatan" untuk terhubung dengan Korea Utara.

Pada 2018, kedua belah pihak memasuki tim gabungan di Olimpiade Musim Dingin.

Pengumuman tersebut menjadikan Korea Utara sebagai negara besar pertama yang melewatkan Olimpiade 2020 yang tertunda karena pandemi.

Acara ini akan dimulai pada 23 Juli mendatang.

Baca Juga: Pantas Pandemi Virus Corona Semakin Menjadi-jadi, Inilah Golongan Darah yang Rawan Tertular Covid-19, Simak Penjelasannya Berikut Ini

Harapan Korea Selatan Runtuh

Keputusan itu dibuat pada pertemuan komite Olimpiade pada 25 Maret lalu, menurut laporan oleh situs Olahraga milik negara di DPRK yang dirilis pada 5 April 2021.

Dilansir Sky News, Kementerian Unifikasi Korea Selatan menyatakan kekecawaannya atas keputusan Korea Utara itu.

Mereka mengatakan pihaknya berharap Olimpiade Tokyo akan memberikan kesempatan untuk meningkatkan hubungan antar-Korea, yang telah menurun di tengah kebuntuan dalam negosiasi nuklir yang lebih besar antara AS dan Korea Utara.

Korea Utara telah mengambil tindakan tegas terhadap virus tersebut sejak virus itu merebak tahun lalu.

Korea Utara menutup perbatasannya pada akhir Januari dan kemudian mengkarantina ratusan orang asing di ibukotanya.

Sejak awal tahun lalu, kereta api dan gerbong dilarang masuk atau meninggalkan Korea Utara.

Sebagian besar penerbangan penumpang internasional juga dihentikan.

Olimpiade Musim Dingin 2018 Menjadi Momen Persahabatan bagi Korea Utara dan Korea Selatan

Baca Juga: Sudah Jatuh Tertimpa Tangga, Pandemi Virus Corona Belum Usai, Kini Muncul Wabah Baru, Puluhan Orang di Isolasi dan Sudah Ada Kasus Kematian

Ada harapan dari Presiden Korea Selatan Moon Jae-in bahwa Olimpiade Jepang tahun ini dapat menjadi katalisator kemajuan antara kedua Korea.

Hubungan baik antar Korea terlihat pada 2018, ketika Korea Utara mengirim 22 atlet ke Olimpiade Musim Dingin 2018 di Korea Selatan, bersama dengan pejabat pemerintah, jurnalis, dan kelompok pendukung 230 anggota.

Di antara kontingen yang datang adalah saudara perempuan pemimpin Korea Utara Kim Jong-un, Kim Yo-jong.

Momen pertemuan itu juga menjadi sebuah langkah yang membantunya memulai diplomasi dengan Korea Selatan dan AS.

Pembicaraan berikutnya menghasilkan serangkaian pertemuan bersejarah dan penting antara pemimpin Korea Utara dan mantan Presiden AS Donald Trump.

Ada harapan untuk hubungan yang lebih baik setelah pertemuan, tetapi tidak ada yang terwujud dan suasana sejak itu memburuk.

Korea Utara dan Selatan secara teknis masih berperang karena tidak tercapai kesepakatan damai ketika Perang Korea berakhir pada 1953.

Kekhawatiran Jepang terhadap Covid-19

Sementara itu, di Jepang, acara persiapan Olimpiade dibatalkan setelah infeksi Covid merebak di kamp pelatihan tim polo air Jepang.

Baca Juga: Komandan Brimob yang Meninggal Diduga Berstatus OTG saat Divaksin, Jadi Amankah OTG Divaksinasi Covid-19? Ini Jawaban Kemenkes

Tujuh orang dinyatakan positif mengidap virus tersebut.

Mereka dinyatakan positif setelah pengumuman bahwa estafet obor Olimpiade Osaka akan dibatalkan karena infeksi di kota itu mencapai rekor tertinggi.

Ada kekhawatiran yang berkembang di Jepang bahwa lebih banyak jenis virus yang menular dapat mendorong potensi gelombang keempat virus di negara itu. (Tribunnews.com, Tiara Shelavie)

Baca Juga: Bebas dari Covid-19 Bukanlah Isapan Jempol Semata, Negara Ini Buktikan Vaksin Covid-19 Berhasil Membuat Negaranya Normal Kembali, Beginilah Kondisinya Sekarang

Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik? Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik di https://www.gridstore.id/brand/detail/27/intisari

Artikel Terkait