Find Us On Social Media :

Berpengalaman 11 Tahun di Timor Leste dalam Berbagai Operasi, Letjen TNI AD Ini Beberkan Pengkhianatan Dunia Barat yang Sampai Menjebak indonesia dalam Pusaran 'Pelanggaran HAM'

By Maymunah Nasution, Minggu, 4 April 2021 | 14:05 WIB

Sosok Jenderal Indonesia yang pernah Dituduh PBB melakukan kejahatan di Timor Leste.

Kiki Syahnari lulus dari Akademi ABRI tahun 1971, kemudian ia ditugaskan pada Komando Daerah Militer XVI/Udayana yang saat itu meliputi Bali, Nusa Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur.

Kegembiraannya sedikit pupus karena akhir tahun 1974 ia ditugaskan di Komando Distrik Militer Atambua, Pulau Timor, tidak jauh dari perbatasan Indonesia dan Timor Portugis (nama Timor Leste saat itu).

Kiki datang ke Atambua di tengah puncaknya konflik di Timor Portugis, saat itu dikabarkan jika konflik di Timor Portugis memburuk maka ABRI akan masuk ke wilayah itu didukung Amerika Serikat dengan alasan kemanusiaan.

Peristiwa Motain 14 September 1975

Baca Juga: Dimulai dengan Serangan Udara, Inilah Pertempuran Sengit Operasi Seroja, Pasukan Khusus Gabungan Indonesia vs Fretilin di Timor Leste

Kiki menceritakan kebijakan dekolonisasi Pemerintah Portugal di Timor Portugis menghasilkan tiga partai politik utama: Uniao Democratica de Timorense (UDT) berhaluan merdeka tapi menginduk pada Portugal, Frente Revolucionaria de Timor Leste Independente (Fretilin) berhaluan merdeka penuh, serta Associacao Social Democratico de Timor (ASDT) yang berubah menjadi Associacao Popular Democratico de Timor (Apodeti) berhaluan politik integrasi dengan Indonesia.

Apodeti menjadi parpol terkecil di antara ketiga parpol tersebut.

Pertengahan tahun 1975 UDT memproklamasikan kemerdekaan Timor Portugis sesuai dengan haluan politik mereka, sebelum diadakan pemilu.

Fretilin yang merupakan parpol terbesar kedua pun berang dan menyatakan proklamasi tandingan.

Baca Juga: Kisah Milisi Fretilin Timor Leste, Ngotot Ingin Musnahkan Militer Indonesia Sampai Sisakan 7 Prajurit, Tetapi Keaadan Malah Berhasil di Balikkan Indonesia Meski Tersisa 7 Tentara