Find Us On Social Media :

Setelah Penuh Drama Menolak-nolak Stok Bijih Besi dari Australia, Hubungan Dua Negara Kian Tidak Mesra, China Temukan Negara Pengganti yang Setia Kirimkan Bijih Besi ke Mereka

By Maymunah Nasution, Minggu, 4 April 2021 | 10:41 WIB

Tambang bijih besi di Australia, meskipun produk bijih besi ditolak China, Australia dikabarkan bisa mendulang untung yang besar dari perang dagang ini

Proyek ini diharapkan selesai tahun 2025.

Konsorsium SMB-Winning, yang ingin mengirimkan bijih besi dari Guinea dalam 5 tahun, mengajak firma maritim Singapura Winning Shipping, perusahaan logistik Guinea-Perancis UMS, produsen aluminium China Shandong Weiqiao dan pemerintah Guinea sendiri.

Kemudian produsen baja terbesar China, Baowu Group, juga merencanakan untuk berinvestasi di tambang tersebut menurut laporannya.

Conakry, ibukota Guinea, tahun lalu menyetujui rencana oleh konsorsium SMB-Winning untuk membangun jalur kereta api 650 km dan pelabuhan di laut untuk memudahkan pengiriman bijih besi tersebut.

Baca Juga: Cengkeraman China pada Afrika Makin Kuat dengan Jalan Hapus Tunggakan Utang hingga Janji Sediakan Vaksin Virus Corona yang Tak Mampu Dipenuhi Negara Barat

China mendukung proyek Simandou ketika Menteri Industri mengatakan Beijing akan mengembangkan satu atau dua tambang bijih besi luar negeri yang signifikan tahun 2025.

Dalam rencana lima tahun untuk sektor baja, China mengatakan tujuannya adalah menyediakan sumber baja sebanyak 20% dari perusahaan luar negeri.

Kini pakar yakin dengan ketegangan dengan Australia, China akan mengebut bantuan untuk pembangunan tambang tersebut.

Namun tambang Simandou yang paling optimalnya menghasilkan 200 juta ton per tahunnya, akan masih kalah dengan tambang Australia Barat yang bisa menghasilkan lebih dari 800 juta ton per tahun.

Baca Juga: Afrika Sudah Benar-benar Putus Asa dengan Keserakahan Eropa yang Menimbun Vaksin Covid-19, Kini Hanya Tinggal 'Negara Murah Hati' Ini yang Jadi Harapan