Penulis
Intisari-Online.com -Pada 2019, pemerintahan Donald Trump menghukum perusahaan minyak milik Venezuela, Petroleos de Venezuela.
Kebijakan itu diambil karena mereka ingin menekan Presiden Nicolas Maduro, yang dianggap korup, dan mencurangi pemilu 2018.
Di hari terakhir sebagai Presiden AS, Donald Trump menjatuhkan sanksi ke sosok bernama Alessandro Bazzoni.
Sebabnya, dia dianggap terlibat dalam jaringan yang berusaha meloloskan sektor perminyakan Venezuela dari hukuman AS.
Imbasnya, restoran Dolce Gusto dan kedai pizza di Verona, dan perusahaan bernama AMG S.A.S. Di Alessandro Bazzoni & C masuk daftar hitam AS.
Menteri Minyak Venezuela, Tareck El Aissami Maddah dituding juga terlibat dalam usaha meloloskan perminyakan mereka.
"Mereka langsung menyelesaikannya. Itu adalah kesalahan. Saya tak terlibat dalam tuduhan itu," kata Bazzoni.
Pemilik restoran di Italia tersebut mengaku, dia dijatuhi sanksi oleh mantan Presiden AS Donald Trump di hari terakhir menjabat.
Alessandro Bazzoni menjadi korban salah hukuman yang dijatuhkan Washington, sebagai bentuk upaya menghentikan impor minyak Venezuela.
Kementerian Perdagangan AS dilaporkan melakukan kesalahan karena memberi sanksi kepada Bazzoni di 19 Januari.
"Itu jelas kesalahan," ujar Bazzoni kepada Reuters melalui telepon dari restoran yang dikelolanya di Verona, Italia.
Pada Rabu (31/3/2021), AS mengakui kesalahan itu dengan mencabut hukuman tidak hanya kepada Alessandro Bazzoni.
Namun seperti dilansir Daily Mail Jumat (2/4/2021), hukuman itu juga dicabut terhadap sebuah perusahaan desain grafis di Porto Torres.
Pejabat Kemenkeu AS menerangkan, mereka segera menyadari kesalahan bahwa Bazzoni yang mereka hukum bukan sosok yang mereka incar.