Joe Biden di Ambang Ketakutan, Ditagih Janji Tarik Pasukan Amerika dari Afghanistan, Tapi Terancam Dituduh Penipu oleh Taliban dan Rakyatnya Sendiri, 'Semua Karena Janji Donald Trump Ini'

Mentari DP

Editor

Pasukan Amerika Serikat (AS) di Afghanistan.
Pasukan Amerika Serikat (AS) di Afghanistan.

Intisari-Online.com - Salah satu janji Joe Biden ketika menjadi Presiden Amerika Serikat (AS) adalah menarik ribuan pasukan AS dariAfghanistan.

Itu karena Biden menjanjikan para pasukan itu kembali bertemu keluarganya. Serta menghentikan perang membabi buta di tanahAfghanistan.

Masalahnya rencana Biden itu membuat takut kelompok Taliban.

Baca Juga: Makin Menggila Balas Dendam Atas KematianQassem Soleimani, Pasukan Militer Iran Berani Hancurkan Fasilitas Militer Amerika, Lokasi Rahasia Ini yangDiincar

Kelompok Taliban merupakan kelompoknasionalis Islam Sunni pendukung Pashtun yang secara efektif menguasai hampir seluruh wilayah Afganistan sejak 1996 sampai 2001.

Kelompok Taliban dibentuk pada September 1994, mendapat dukungan dari Amerika Serikat (AS) dan Pakistan.

Nah, sebelum Biden menjabat, kelompok militan sudah sepakat dengan Donald Trump dalam sebuah perjanjian pada Februari 2020 kemarin.

Sesuai dengan kesepakatan damai AS-Taliban, yang dinegosiasikan oleh pemerintahan Trump, Pentagon pada awalnya setuju untuk menarik diri sepenuhnya pada 1 Mei 2021.

Tapi Jumat lalu, Talibanmemperingatkan Washington agar tidak melanggar batas waktu penarikan.

Baca Juga: Korea Utara Terus Menolak Denuklirisasi, Menteri Pertahanan Amerika Klaim Pasukan AS Siap Untuk Bertempur, Adik Kim Jong-Un:Jangan Coba-coba Atau Hal Menggemparkan Ini Mungkin Terjadi

"Ini akan menjadi semacam pelanggaran perjanjian," kata Suhail Shaheen, anggota tim negosiasi Taliban seperti dilansir darisputniknews.com pada Senin (22/3/2021).

"Dan pelanggaran mereka akan mendapat reaksi."

Pada akhirnya,Biden menjadi dilema.

Sebab, jika ribuan pasukan AS meninggalkanAfganistan, maka jutaan Dolar akan terbuangpercuma untuk proyek rekonstruksi Afghanistan.

Biden pun diduga sedangmempertimbangkan untuk mempertahankan pasukan AS di Afghanistan selama enam bulan lagi.

Tapibelum ada keputusan yang dibuat.

"Presiden Biden menghadapi keputusan kritis tentang apakah akan bergerak maju dengan penarikan lengkap pasukan AS dari Afghanistan."

"Kita tidak akan pernah lupa bahwa itu adalah perang terpanjang di Amerika," tulis jurnalis AS pemenang penghargaan Sharyl Attkisson.

"Jika pasukan ditarik, maka itu akan seperti pemborosan, penipuan, dan penyalahgunaan."

"Banyak orang yang akan menjadi sorotan."

Awal bulan ini, Inspektur Jenderal Khusus untuk Rekonstruksi Afghanistan (SIGAR) menemukan bahwa dari hampir 7,8 miliar US Dollar aset modal AS di Afghanistan.

Sekitar 2,4 miliar US Dollar telah tidak digunakan untuk tujuan yang dimaksudkan.

Baca Juga: Baru 2 BulanDilantik Jadi Presiden, Joe Biden Sudah Bikin Warga Amerika Ketar-ketir Gegara Tersandung Saat Naik Tangga Pesawat hingga Disebut Kesehatannya Menurun, Begini Kondisi Terkininya

Penyelidikan lain juga melihat ada 60 proyekyang tidak ditindak lanjuti, yang artinyasekitar 723,8 juta US Dollartidak digunakan.

Ada juga laporan bahwa dana tidak digunakan untuk memperbaiki alat yang rusak atau biaya perawatan.

Menurut SIGAR, alasan paling umum mengapa Afghanistan tidak menggunakan atau memelihara aset yang disebutkan di atas adalah karena mereka tidak memiliki sumber daya atau kemampuan untuk melakukannya.

Inspektur Jenderal Khusus John F. Sopko mengatakan, seharusnya sebelum mengirim jutaan dollar keAfghanistan, pemerintah harusnya mencari tahu kondisi di sana.

AS juga seharusnya memeriksaarea-area aktivitas rekonstruksi mereka dengan baik.

Jangan sampai jutaan dollar itu terbuang sia-sia.

"Para pembayar pajak Amerika tidak ingin menghabiskan uang lagi di Afghanistan,"kataJames Comer, perwakilan Partai Demokrat.

Jadi, apa yang akan dilakukan Joe Biden sekarang?

Menarik pasukan agar kedamaian tercipta atau rela kehilangan jutaan dollar dalam sekejap mata?

Baca Juga: Joe Biden Koar-koar Sebut Vladimir Putin 'Seorang Pembunuh', Tak DisangkaBegini ResponTak Terduga Presiden Rusia Itu Saat Tahu

Artikel Terkait