Fakta Militer Jepang, Salah Satu Militer Paling Kuat di Dunia, Tak Satupun Tentaranya Terbunuh atau Membunuh Sejak Perang Dunia II

Khaerunisa

Penulis

Intisari-Online.com - Jepang digolongkan sebagai salah satu militer paling kuat di dunia.

Total kekuatan militernya menempati peringkat ke-7 menurut Global Firepower 2021.

Negara ini diperkirakan memiliki personel aktif sebanyak 250.000 orang.

Di sektor udara, Jepang memimpin dengan kepemilikan pesawat misi khusus terbanyak setelah AS. Jumlah pesawat misi khusus Jepang yaitu 162, meski jumlah ini terbilang jauh dibanding AS dengan 749 pesawat misi khususnya.

Baca Juga: Besar Pasak daripada Tiang, Siapa Sangka Salah Satu Militer Paling Kaya di Dunia Ini Justru Terbelit Masalah Keuangan, Mati-matian Naikkan Gaji Tentara Demi Hal Ini

Selain itu, kekuatan naval Jepang cukup menonjol dengan 37 kapal perusak dan 20 kapal selamnya.

Ia juga memiliki 5.500 kendaraan lapis baja dan 1.004 tank yang memperkuat sektor darat.

Dari segi keuangan, Jepang diperkirakan mengalokasikan 51,7 miliar dolar AS miliar untuk anggaran pertahanannya tahun ini.

Dengan total kekuatan militernya yang menempati papan atas peringkat global, namun, mengutip factsanddetails.com, "Tidak satu pun tentara Jepang terbunuh -atau telah membunuh siapa pun- dalam pertempuran sejak akhir Perang Dunia II".

Baca Juga: Termasuk Peringatan Tsunami yang Diabaikan hingga Picu Ratusan Korban Jiwa, Ini Daftar Peristiwa Tragis 1 April yang Justru Dianggap April Mop

Itu berkaitan dengan status militer Jepang yang hanya bersifat defensif atau bertahan. Di bawah konstitusi pasca perang, Jepang tidak diperbolehkan memiliki kekuatan militer ofensif.

Alih-alih merupakan Angkatan Darat, Angkatan Udara, dan Angkatan Laut seperti negara-negara lain, Jepang memiliki pasukan bernama 'Self-Defense Forces' atau 'Pasukan Bela Diri'.

Berikut ini fakta-fakta militer Jepang, salah satu militer paling kuat di dunia yang memiliki status unik:

1. Pasukan Bela Diri (SDF) dibentuk pada tahun 1954

Baca Juga: Khas Digunakan untuk Perang Irak Inilah Bom 'Mother of Satan' yang Ternyata Juga Digunakan di Pemboman Makassar hingga Surabaya, Ternyata Ini Alasan Bom Ini Jadi Favorit Teroris

Setelah Perang Dunia II sebagai badan yang sangat defensif. SDF tumbuh dari milisi polisi yang didirikan pada tahun 1950 atas permintaan Douglas MacArthur setelah pecahnya Perang Korea.

Pembentukan SDF sebagian besar didukung oleh Amerika Serikat yang berada di tengah-tengah Perang Dingin, baru saja keluar dari perang di Korea dan membutuhkan sekutu di Asia Timur.

2. Sepanjang sebagian besar sejarahnya, SDF telah menjadi lembaga penting di belakang AS

Sejak 1947, konstitusi Jepang melarang pembentukan kekuatan militer tradisional. Negara ini hanya mempertahankan Pasukan Bela Diri (SDF), yang misinya adalah melindungi daratan Jepang.

Bahkan dalam batasan ini, SDF telah menjalankan peran paramiliter, logistik, mendukung pasukan AS yang berbasis di Jepang dengan imbalan janji perlindungan.

Pasal Sembilan konstitusi tersebut secara eksplisit melarang Jepang mempertahankan militer atau menggunakan kekuatan internasional untuk alasan apa pun. Ini hanya mengizinkan operasi pertahanan diri yang sempit.

John Dower, sejarawan Amerika, berpendapat bahwa kelelahan dan kekecewaan terhadap nasionalisme masa perang membuat Jepang bersedia menerima doktrin tersebut.

Baca Juga: Inilah Profil Wanita Terduga Teroris Penyerang Mabes Polri, Sempat Pamit di Grup WA Keluarga dan Pasang Bendera ISIS di Instagramnya

3. Jepang mengandalkan AS untuk perlindungan

Di bawah Perjanjian Bantuan Pertahanan Bersama tahun 1954, Amerika Serikat berjanji untuk melindungi Jepang dengan syarat dapat mendirikan pangkalan militer permanen di tanah Jepang.

Sejak Perang Dunia II, Jepang mengandalkan Amerika Serikat untuk perlindungan serta terlibat dalam masalah militer di luar negeri dan menangani potensi ancaman teroris dengan membuang-buang uang alih-alih mengambil sikap militer.

4. Membantu AS menahan komunisme

Selama Perang Dingin, strategi militer Jepang adalah membantu Amerika Serikat dalam upayanya untuk menahan komunisme dan bersiap untuk mengumpulkan pasukan darat di pulau utara Hokkaido.

Jepang memiliki kehadiran militer yang besar di Hokkaido seandainya Rusia mencoba menginvasi kala itu.

Pasukan Jepang dan Amerika Serikat melakukan latihan bersama di sana yang dianggap sebagai sisa-sisa Perang Dingin yang sudah ketinggalan zaman.

Baca Juga: Setelah Kemarin Hasil Penyelidikan WHO di China Berakhir Kurang Memuaskan, Bos WHO Kini Desak Penyelidikan Lebih Jauh Tentang Teori Kebocoran Lab Covid-19

5. Fokus utama militer Jepang di Asia

Tokyo mengkhawatirkan pertumbuhan militer China dan gesekan antara Taiwan dan China serta Korea Selatan dan Korea Utara yang dapat menarik Jepang ke dalam konflik.

Shinichi Kitaoka, profesor ilmu politik di Universitas Tokyo dan duta besar Jepang untuk PBB pada 2004-2006, menulis di Yomiuri Shimbun: Saat ini, sumber perhatian utama Jepang terletak di barat daya.

Untuk mengatasi situasi tersebut, negara tersebut harus memperkuat pertahanannya di Prefektur Okinawa -terutama dari Pasukan Bela Diri Maritim, seperti kapal selam dan kapal perusak yang dilengkapi Aegis, dan Pasukan Bela Diri Udara.

Untuk itu, pemerintah harus mengurangi jumlah pasukan di Hokkaido untuk membebaskan sumber daya untuk membangun pertahanan di Prefektur Okinawa.

Baca Juga: Jasadnya Jelas-jelas Sudah Dipasak di Dalam Perut Bumi, Pria Ini Tiba-tiba Muncul dan Menjelma Jadi Zombie di Dunia Nyata Setelah Diberi 'Ramuan' Voodoo

6. Pengeluaran militer tinggi

Jepang menghabiskan sekitar $ 56 miliar per tahun untuk militernya, kira-kira sama dengan Jerman, setengah dari apa yang dibelanjakan China dan 14 dari apa yang dibelanjakan AS.

Ada beberapa alasan mengapa Jepang menghabiskan begitu banyak.

Di antaranya biaya hidup tinggi di Jepang, tentara dibayar paling tinggi di dunia, Jepang bersikeras membuat banyak senjatanya sendiri dengan biaya berkali-kali lipat daripada mengimpor senjata serupa, dan Jepang melakukan pembayaran besar kepada militer Amerika Serikat.

Shinichi Kitaoka, menulis di Yomiuri Shimbun: “Dalam hal sumber daya manusia, SDF adalah kekuatan yang paling mahal di dunia, yang menghasilkan lebih sedikit uang yang tersedia untuk dibelanjakan pada sistem pertahanan.

Baca Juga: Tepat Hari Ini Kopaska Berulang Tahun, Inilah Kisah Kopaska, Pasukan Khusus Angkatan Laut yang Selalu Bawa Kondom Ketika Jalankan Misi, Ternyata Inilah Fungsinya

7. Konstitusi Jepang diupayakan untuk diamandemen

Beberapa politisi, termasuk Perdana Menteri Junichiro Koizumi (menjabat 2001-2006), telah menyarankan konstitusi Jepang, termasuk Pasal Sembilan, untuk diamandemen.

Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe (menjabat 2012-2020) juga menunjukkan tekadnya untuk merevisi konstitusi pasca-perang, namun masih gagal merealisasikannya.

Mengutip japantimes.co.jp (3/5/2020), Perdana Menteri Shinzo Abe menyatakan penyesalan karena gagal mewujudkan tujuannya untuk mewujudkan amandemen pertama pada Konstitusi pasifis Jepang pada tahun 2020.

Namun dalam sebuah pesan yang dirilis pada peringatan 73 tahun hukum tertinggi di negara itu mulai berlaku, Abe mengatakan "tidak ada keraguan dalam tekad saya untuk mengubah Konstitusi."

Baca Juga: China dan Rusia Akhirnya Tak Bisa Berbohong Lagi, Diam-diam MerekaPerkuat Kekuatan Militernya untuk Menantang Amerika,Intip Saja Betapa Sangarnya Persenjataan Mereka!

(*)

Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik? Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik dihttps://www.gridstore.id/brand/detail/27/intisari

Artikel Terkait