Find Us On Social Media :

200.000 Orang Mengungsi dan 500 Tewas Akibat 'Keganasan' Junta Militer Myanmar, Kini Kelompok Etnik Bersenjata di Negeri Para Jenderal Itu Bersatu Lawan Militer

By Muflika Nur Fuaddah, Rabu, 31 Maret 2021 | 17:42 WIB

Kelompok Etnik Bersenjata di Myanmar Siap Bersatu Lawan Junta Militer

Tindakan itu dilakukan setelah dua warga sipil ditembak mati pasukan keamanan Myanmar di ibu kota Negara Bagian Kachin, Myitkyina, pada 8 Maret.

Baru-baru ini, Brigade Kelima dari Serikat Nasional Karen (KNU) menyerbu pangkalan Tatmadaw di distrik Papun, Negara Bagian Karen.

KNU dan beberapa kelompok etnik bersenjata lainnya juga menolak undangan rezim untuk menghadiri Hari Angkatan Bersenjata pada Sabtu (27/3/2021).

Baca Juga: Susah Payah Dikumpulkan demi Bekal Masa Tua, dari Rp1,2 Miliar Uang Nasabah Ini Tinggal Rp 9,7 Juta, Terbongkar Pelakunya Teller Bank yang Pakai Trik Murahan Ini

Pemimpin KNU Padoh Saw Mutu Say Poe mengatakan, kelompok itu hanya mau bertemu dengan pemimpin junta militer Jenderal Min Aung Hlaing jika Tatmadaw berhenti membunuh warga sipil dan membebaskan demonstran yang ditahan.

Aksi demonstrasi diketahui awalnya sebagai tanggapan kudeta militer terhadap kekuasaan Aung San Suu Kyi.

Kekuasaan di Myanmar saat ini diserahkan kepada panglima tertinggi Min Aung Hlaing.

(*)