Find Us On Social Media :

200.000 Orang Mengungsi dan 500 Tewas Akibat 'Keganasan' Junta Militer Myanmar, Kini Kelompok Etnik Bersenjata di Negeri Para Jenderal Itu Bersatu Lawan Militer

By Muflika Nur Fuaddah, Rabu, 31 Maret 2021 | 17:42 WIB

Kelompok Etnik Bersenjata di Myanmar Siap Bersatu Lawan Junta Militer

Konflik tersebut menimbulkan ratusan korban dari warga sipil dan menyebabkan lebih dari 200.000 orang mengungsi.

Baru-baru ini, junta militer mencabut AA dari daftar kelompok teroris setelah pertempuran antara kedua belah pihak dihentikan pada November.

Juru bicara AA Khaing Thukha mengatakan kepada The Irrawaddy bahwa sudah saatnya keompok etnik bergandengan tangan untuk melindungi warga sipil yang ditindas junta militer.

“Kita harus melakukan yang terbaik untuk melindungi nyawa dan harta benda orang-orang yang tertindas,” kata Khaing.

Baca Juga: Black Box CVR Sriwijaya Air SJ 182 Akhirnya Ditemukan, Pantas Saja Susah Payah Dicari Hingga Berbulan-Bulan Baru Ditemukan, Rupanya Beginilah Sulitnya Menemukan Benda Penting Itu

Dia menambahkan, pasukan keamanan Myanmar memperlakukan warga sipil dengan sangat kejam.

“Warga sipil yang tidak bersalah ditembak secara brutal dan dibunuh oleh militer setiap hari,” sambung Khaing.

Khaing bertutur, AA mengutuk keras tindakan tidak manusiawi yang dilakukan polisi dan tentara Myanmar terhadap warga sipil.

Sebelum kudeta Myanmar, Brotherhood Alliance telah merundingkan perjanjian antara setiap anggotanya dan militer untuk menghentikan pertempuran.

Baca Juga: Memang Kapal MV Ever Given Berhasil Dibebaskan dari Terusan Suez, Tapi Awak Kapalnya Bakal Mendapat Masalah Baru, Inilah Hukuman yang Menanti Kapten dan Kru Kapal Tersebut