Find Us On Social Media :

Nyaris 3 Bulan Dicari CVR Black Box Sriwijaya Air Akhirnya Ditemukan, Inilah Sejarah dan Alasan Mengapa Benda Itu Sangat Penting Sampai Harus Ditemukan

By Afif Khoirul M, Rabu, 31 Maret 2021 | 13:50 WIB

Ilustrasi - Sriwijaya Air.

Sejak itu perangkat perekam rancangan Warren mulai dilirik maskapai internasional.

Kini, kotak hitam telah menjadi perangkat utama bagi pesawat. Setiap pesawat sipil yang diterbangkan harus dipasangi perangkat ini.

Keduanya diletakkan dibagian belakang atau ekor pesawat. Dibanding prototipe awal, kotak hitam masa kini sudah jauh lebih maju.

Dari yang semula hanya terdiri dari satu perangkat, yakni ARL, kini telah menjadi dua perangkat yang terpisah, yaitu perekam data penerbangan (Flight Data Recorder/FDR) dan perekam suara di kokpit (Cockpit Voice Recorder/CVR).

Perkembangan terakhir, sarana perekam FDR dan VCR sudah memakai solid-state memory yang dibentuk menjadi Chip atau kartu memori.

Chip ini menggantikan pita rekam magnetis. Dengan teknologi kartu memori ini, lama perekaman FDR bisa mencapai 25 jam dengan 700 parameter dan CVR mencapai dua jam penerbangan terakhir.

Jika dibandingkan menggunakan pita rekam megnetis yang hanya mampu merekam selama 30 menit penerbangan terakhir dan hanya 100 parameter, maka penggunaan chip benar-benar sangat efektif dan efesien.

Selanjutnya, chip ini dimasukkan dalam crash-survivable memory unit (CSMU) yang sangat tahan benturan.

CSMU ini terdiri dari tiga lapisan. Yang terdalam adalah lapisan aluminium tipis yang membungkus kartu memori.

Baca Juga: Kisah Tragis Penumpang yang Selamat dari Kecelakaan Pesawat, Mati-matian Bertahan Hidup hingga Terpaksa Memakan Mayat Temannya Sendiri Karena Terjebak di Tempat Terpencil Selama 72 Hari