Partai Islam Secara Mengejutkan Raih Kursi di Parlemen Israel, United Torah Judaism Memperoleh 7 Kursi dan Religious Zionism Enam Kursi

Muflika Nur Fuaddah

Penulis

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu tiba di tenda selama kunjungannya ke Pusat Medis Chaim Sheba

Intisari-Online.com -Raam, partai Islam di Israel, secara mengejutkan siap untuk mendapatkan kursi di Knesset (juga dikenal sebagai Knesset) dengan menghitung hampir semua suara.

Pemilu Israel menunjukkan bahwa hasil pemungutan suara sementara Raam akan dilansir AFP pada Kamis (25/3/2021), yang akan merebut empat kursi di Knesset.

Ada 120 kursi di Knesset itu sendiri.

Jumah kursi yang bakal diambil Raam tersebut merupakan jumlah terkecil di antara partai yang lain.

Baca Juga: Inggris-Israel Selalu Akur? Peristiwa Black Sabbath Justru Buktikan Sebaliknya, Warga Yahudi Sampai Merasa akan 'Di-holocaust-kan', Balasan Zionis Tak Kalah Mematikan

Melansir Times of Israel, Jumat (26/3/2021), Komite Pemilihan Pusat Israel telah berhasil melakukan penghitungan sebagian besar surat suara.

Koalisi haluan kanan yang mendukung Perdana Menteri Benjamin Nentanyahu untuk sementara memperoleh 52 kursi dalam Knesset.

Rinciannnya adalah Partai Likud 30 kursi, Shas sembilan kursi, United Torah Judaism tujuh kursi, dan Religious Zionism enam kursi.

Sedangkan oposisi untuk sementara memperoleh 57 kursi dengan rincian Partai Yesh Atid 17 kursi, Blue and White delapan kursi, Joint List enam kursi, Yisrael Beyetnu tujuh kursi, Labour tujuh kursi, New Hope enam kursi, dan Meretz enam kursi.

Baca Juga: Bukan Warga Israel Asli, Tapi Dijuluki 'Zionis Sejati', Targedi Tentara Asing yang Bunuh Remaja Palestina hanya Karena Diduga Membawa Pisau

Partai Yamina dengan tujuh kursi dan Raam dengan empat kursi masih belum menentukan pilihan apakah akan bergabung dengan pendukung Netanyahu atau menjadi oposisi.

Untuk bisa mengamankan kekuasaan, Netanyahu harus mengamankan 62 kursi di Knesset.

Itu artinya, Netanyahu harus merangkul Partai Yamina dan Raam supaya tetap memegang kendali di Knesset.

Netanyahu mengatakan bahwa dia tidak akan mengecualikan siapa pun untuk masuk ke dalam koalisinya.

Baca Juga: Rumahnya Terbakar saat Dilempari Bom Bensin oleh Pemukim Israel, Warga Palestina Malah Ditembaki Tentara Zionis setelah Berusaha Memadamkan Api

Ketua Raam Mansour Abbas secara terbuka menyatakan siap untuk menjadi pendukung Netanyahu atau pun oposisi.

Namun, pada Kamis, Ketua Partai Religious Zionist Bezalel Smotrich secara tegas menuturkan bahwa dia menolak Raam ke dalam koalisi pendukung Netanyahu.

Dengan demikian, hasil pemilu di Israel terancam deadlock sebagaimana dilansir AFP.

Seorang politikus veteran yang keluar dari Partai Likud-nya Netanyahu, Gideon Saar, membentuk Partai New Hope dan memperoleh enam kursi menurut penghitungan sementara.

Baca Juga: Tak Ada Presiden AS yang Memberi 'Hadiah' Bagi Israel Sebanyak Dirinya, Trump Beri Kado Perpisahan yang Bikin Cengkeraman Negeri Zionis di Timur Tengah Makin Kuat

Saar dengan tegas menyatakan bahwa dia tidak akan membawa partainya mendukung Netanyahu dengan bergabung ke dalam koalisi.

"Sekarang, harus diambil tindakan untuk merealisasikan kemungkinan pembentukan pemerintahan untuk perubahan," tulis Saar di Twitter.

Penghitungan suara semula dijadwalkan selesai pada Jumat pagi waktu setempat, dan hasil akhir akan diserahkan secara resmi kepada Presiden Israel Reuven Rivlin Rabu depan (31/3/2021).

Baca Juga: Sisi Gelap Kemerdekaan Israel: Buat Inggris Frustasi, Jadikan Orang Arab Sangat Marah hingga Bertingkah Seperti Nazi

(*)

Artikel Terkait