"Pembuat vaksin biasanya merilis rincian pengujian klinis Fase 3 mereka di jurnal yang ditinjau sejawat.
"Pfizer-BioNTech dan Moderna telah mempublikasikan milik mereka di New England Journal of Medicine Desember kemarin," tulis The Washington Post.
"Sinopharm dan Sinovac telah melaporkan secara mandiri hasil-hasil kunci, tapi mereka belum mempublikasikan data menyeluruh dalam jurnal, yang memerlukan pemeriksaan oleh pakar pihak ketiga."
Meski begitu tetap saja, pemerintah China mengatakan lebih dari 60 negara telah menyetujui setidaknya satu vaksin virus Corona dari China.
Beijing telah cerdik mengenai cara mereka merilis datanya, meskipun tidak jelas mengapa mereka melakukannya, kecuali alasan yang sudah cukup jelas.
"Takut dipermalukan, pembuat vaksin China memilih memilah data daripada mempublikasi seluruh datanya," tulis laporan di Foregin Affairs.
Tampaknya sudah terlambat untuk menghentikan vaksin China.
Serta, mengingat sejarah peraturan China yang kurang tenar mengenai hampir semua hal, menerima jaminan vaksin Beijing adalah sebuah lompatan kepercayaan yang cukup besar.
Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik?Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik di sini