Hal itu disampaikan oleh ekonom asal Turki.
Pembuatan mata uang internasional baru itu sendiri tak hanya membantu mengalakan Dolar AS.
Tapi juga perlu mengurangi risiko sanksi dengan memperkuat kemandirian teknologi Moskow dan Beijing sendiri.
Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov sendiri mengatakan bahwa Rusia perlu beralih ke pembayaran dalam mata uang nasional mereka, dan mata uang global.
Tapi jika tidak mau menggunakan Dolar AS, maka mereka harus mencari alternatifnya.
Ini bukan pertama kalinya Rusia menyerukan menyangingi Dolar AS dan beralih ke mata uang nasional.
Pada Juli 2019, Rusia dan China menandatangani kesepakatan untuk menyelesaikan perdagangan bilateral dalam mata uang masing-masing.
Sedangkan pada Oktober 2019, kesepakatan serupa dicapai oleh Moskow dan Ankara, Turki.
Sebulan sebelumnya, Bank Sentral Iran (CBI) mengumumkan bahwa Republik Islam (Iran) dan Rusia telah setuju untuk melakukan semua transaksi keuangan dengan uang domestik.
Cara itu cukup baik sebab ada sekitar 30% hingga 40% perdagangan timbal balik antara Iran dan Turki telah diselesaikan di Lira dan Real, serta sisanya dalam Euro.