Keesokan paginya, Bima berangkat untuk mendorong gerobak
berisi beras, susu, sayur mayur, buah-buahan dan manisan.
Ketika Bima sampai di hutan, dia tidak menemukan Bakasura di mana pun.
Jadi dia duduk di bawah naungan pohon.
Tapi, Bima kemudian merasa lapar dan mulai makan pisang.
Setelah pisang habis, lalu dia makan nasi, lalu buah dan manisan.
Ketika iblis raksasa Bakasura muncul, Bima telah memakan hampir semua makanan di gerobak.
Bakasura bertampang galak dan memiliki paruh misterius.
Dia sangat marah melihat gerobak kosong.
Dia bergegas menuju Bima dan mulai memarahinya.
"Beraninya kau," dia meraung "beraninya kau makan makananku? Saya lapar."
"Aku juga lapar dan kamu terlambat datang," kata Bima sambil tersenyum.
Bakasura memamerkan giginya dan bergegas menuju Bima.
Bima sudah siap. Pertarungan hebat dimulai.
Bakasura melemparkan pohon-pohon besar ke Bima, tetapi Bima hanya menangkapnya dan membuangnya seolah-olah itu ranting kecil.
Setelah sekian lama dalam pertempuran tersebut Bima membunuh Bakasura dan diikat ke gerobak dengan tali. Menyeretnya sepanjang jalan, dia kembali ke desa.
Penduduk desa tidak percaya bahwa iblis itu telah dibunuh.
Mereka berterima kasih kepada Bima dengan air mata berlinang.
(*)