Find Us On Social Media :

Habis-habisan Dukung Taiwan dari Serangan China, Amerika Rela Gelontorkan Miliaran Dollar untuk Bangun Kapal Selam Nuklir, Begini Rencananya

By Tatik Ariyani, Minggu, 14 Maret 2021 | 08:10 WIB

Kapal selam kelas Virginia.

Intisari-Online.comChina menganggap negara pulau Taiwan sebagai bagian dari wilayah kedaulatannya.

Secara konsisten, China memperingatkan Taipei bahwa setiap upaya untuk mendeklarasikan kemerdekaan akan mengarah pada tindakan militer.

Pekan lalu, diplomat top China menegaskan kembali posisi Beijing di Taiwan dan memperingatkan AS untuk tidak mendukung setiap upaya kemerdekaan oleh Taipei.

Pada konferensi pers hari Minggu lalu, Wang Yi, menteri luar negeri China, mengatakan: "Pertama, hanya ada satu China di dunia. Taiwan adalah bagian yang tidak dapat dicabut dari wilayah China."

Baca Juga: Congkak Karena Tak Takut dengan Negara Manapun, Pemimpin China Xi Jinping Disebut Salah Besar Karena Terlalu Menyepelekan Musuh hingga Dijuluki Ahli Strategi Terburuk

Wang melanjutkan dengan mengatakan bahwa reunifikasi (penyatuan kembali) tidak bisa dihindari.

Ia juga memperingatkan pemerintah Biden untuk tidak melewati garis merah dalam mendukung Taiwan.

Namun, Amerika Serikat (AS) akan tetap memberikan dukungan pada Taiwan.

Baca Juga: Berhasil Kadali Militer China, Kapal Perusak Amerika Sukses Nyelonong Masuk ke Selat Taiwan, Bikin China Mencak-mencak Sampai Sebut Siap Perang Terbuka

Melansir Express.co.uk, Minggu (14/3/2021), AS dan sekutunya rela menggelontorkan miliaran dolar untuk membangun kapal selam baru.

Hal itu dilakukan dalam upaya untuk mencegah China menginvasi Taiwan.

Seorang komandan senior angkatan laut AS memperingatkan bahwa China dapat berusaha untuk menegakkan reunifikasi (penyatuan kembali) dalam enam tahun ke depan.

Pernyataan tersebut dibantah dengan tegas oleh Beijing.

Taiwan dipisahkan dari daratan China oleh hamparan laut, lebarnya 100 mil dan memiliki kedalaman sekitar 230 kaki, cukup dalam untuk kapal selam berpatroli.

Untuk menginvasi pulau itu, China perlu mengamankan kendali atas wilayah udara dan laut.

Baca Juga: Puluhan Tahun Hidup dalam Kemiskinan, Puluhan Warga di Desa Ini Mendadak Kaya Raya Setelah Temukan 'Gunung Emas', Nekat Menggali Tanah di Lokasi Terpencil Ini

AS dan sekutunya berharap dengan membangun kapal selam baru yang cukup, mereka dapat mencegah militer China menguasai laut.

Sebagai bagian dari strategi pertahanan barunya, AS menginvestasikan $ 22 miliar (Rp316,6 triliun) untuk pembangunan tahap kelima dari kapal selam serang bertenaga nuklir kelas Virginia.

Australia menambahkan 12 lagi dari enam kapal selam yang sudah beroperasi, sementara Jepang memiliki kapal selam serang kelas baru dalam produksi.

Korea Selatan juga telah memulai program pembangunan kapal selam tiga fase.

Untuk bagiannya, Taiwan telah berkomitmen untuk membangun delapan kapal selam baru untuk menambah empat kapal selam yang saat ini dimilikinya dengan biaya $ 16 miliar.

Kapal diesel-listrik baru yang pertama akan beroperasi pada tahun 2025.

Baca Juga: Inilah Cara Gila Orang-Orang Super Kaya di Dunia, Untuk Bangkitkan Orang yang Sudah Mati, Gelontorkan Uang Hingga Triliunan Rupiah Demi Hidup Abadi, Benarkah Nyawa Bisa Dibeli?

Andrew Krepinevich, seorang ahli China dan mantan pejabat senior Pentagon, mengatakan kepada The Times: "PLA [Tentara Pembebasan Rakyat China] percaya bahwa untuk melakukan kampanye ofensif yang sukses di sepanjang rantai pulau pertama [di Laut China Selatan dan Timur], terutama melawan Taiwan, perlu memiliki kontrol udara dan laut."

Andrew menambahkan: "Kapal selam bisa memainkan peran penting dalam mencegah PLA mengontrol laut yang diyakini dibutuhkannya."