Gunung Emas Itu Nyata, Warga di Desa Ini Berebut Mengais-ngais Emas Langsung dari Tanah, Jumlahnya Bisa Bikin Kaya Mendadak, Pemerintah Pun Ikut 'Rebutan'

Maymunah Nasution

Penulis

Gunung emas ditemukan di Kongo, warga buru-buru mengais emas dari tanah, rupanya ada alasan miris di baliknya

Intisari-online.com -Baru-baru ini, video viral dibagikan ke media sosial tunjukkan lusinan penduduk menggunakan sekop dan peralatan lain untuk menggali gunung emas.

Ya, sebuah gunung emas baru saja ditemukan di Afrika.

Melansir The Hindustan Times, otoritas di Republik Kongo telah umumkan larangan aktivitas tambang setelah rakyat menyerbu lokasi tambang emas baru di provinsi Kivu Selatan.

Ada video lain tunjukkan warga lokal mencuci tanah dari logam kuning dan mengkoleksinya di wadah lain.

Baca Juga: Emas dan Permata Berharga Ditemukan di Kuburan Wanita Abad Kelima di Bohemia, Termasuk Pot Keramik untuk Memasak dan Menyimpan Daging

"Sebuah video dari Republik Kongo mendokumentasikan kejutan terbesar untuk para warga desa di negara ini, karena seluruh pegunungan berisi emas telah ditemukan! Mereka menggali tanah di dalamnya dan membawanya ke rumah untuk dicuci dan mengekstrak emasnya," tulis Ahmad Algohbary, jurnalis lepas di akun Twitternya.

Menteri tambang, Venant Burume Muhigirwa, kemudian mengkonfirmasi jika penemuan tambang kaya emas di Luhihi menuntun pada demam emas, menaruh tekanan pada desa kecil yang berada 50 kilometer dari ibukota provinsi Bukavu, menurut agen berita Reuters.

Muhigirwa mengatakan jika dekrit dikeluarkan Senin lalu untuk menghukum semua aktivitas tambang di dalam dan sekitar desa.

Baca Juga: Memang Tak Sementereng Tambang Emas Papua, Tetapi Wilayah Indonesia yang Jarang Disorot Ini Ternyata Menyimpan Harta Karun Selama Berabad-Abad, Bisa Jadi Tumpuan di Masa Depan

Kemudian semua penambang, penjual, dan anggota pasukan DRC diminta meninggalkan situs tambang sampai pemberitahuan lebih lanjut.

Tambang emas artisanal adalah hal biasa di negara Afrika, dengan penambang gunakan alat yang belum sempurna untuk mengekstraksi mineral.

Muhigirwa mengatakan penundaan sementara aktivitas tambang di tempat itu akan perbolehkan otoritas untuk mengidentifikasi penambang artisanal demi memastikan mereka sudah terdaftar dengan pembuat peraturan.

Tahun lalu, Kelompok Ahli PBB mengatakan jika Kivu Utara, Kivu Selatan dan provinsi Ituri melaporkan produksi resmi emas hanya 60 kilogram tahun 2019, tapi mereka bisa mengekspor lebih dari 70 kilogram.

Baca Juga: Salah Satunya Adalah Tambang Freeport di Papua, Inilah 10 Tambang Emas Terbesar di Dunia Tahun 2020

Hal itu tunjukkan adanya produksi emas ilegal.

Artinya, sudah banyak tambang emas di Kongo yang menjadi tambang emas ilegal.

Sayangnya, tambang emas itulah satu-satunya penopang kehidupan warga Kongo.

Mengutip The Africa Report, Kamituga, salah satu kota di Kongo, telah menjadi kota tambang sejak 1920-an.

Baca Juga: Praktik Tambang Emas Ilegal di Sulawesi Tewaskan Puluhan Warga yang Tertimbun, Jasad Para Penambang Belum Ditemukan, Tambang Ilegal di Indonesia pun Disorot Berbagai Media Asing, Bagaimana Isinya?

Saat itu juga sama, ada sejumlah besar emas ditemukan di sana, dan kemudian perusahaan-perusahaan besar datang.

Namun penggiat kehidupan lokal bukanlah perusahaan besar itu, melainkan penambang artisanal Kamituga, bersama dengan pembuat peralatan tambang, penjual dan pembawa emas-emas itu.

Saat pandemi Covid-19 dimulai, membuat harga emas turun di seluruh dunia, harga lokal yang ditawarkan dari pembeli di Afrika turun, menurut Joanne Lebert, eksekutif direktur IMPACT (sebelumnya dikenal sebagai Kemitraan Afrika-Kanada), yang bekerja memperbaiki pemerintahan sumber daya alam.

"Pembeli mengeksploitasi situasi di Kongo, lebih banyak tangan terlibat daripada mengandalkan jaringan penjualan lokal," ujar Lebert.

Baca Juga: Nyaris Tak Pernah Dibocorkan ke Publik, Ternyata Beginilah Cara Terselubung Donald Trump Mencoba Peras Kekayaan Indonesia Melalui Tambang Emas di Papua

"Memindahkan emas di sekitar wilayah menjadi lebih sulit, dan penambang mulai kehilangan sumber pencaharian."

Penyelundupan dan kesalahan pemberian label pada kiriman emas untuk menghindari pajak lokal dan nasional telah membentuk industri emas Kongo.

Selain itu juga masih didorong dengan upaya internasional memblokir emas dari zona perang.

Dengan kilang baru, ada lebih dari 330 ton emas per tahun yang bisa diproses, tapi total emas yang tercatat diekspor jauh lebih kecil dari angka itu.

Baca Juga: Punya Tambang Emas yang Mampu Hasilkan dengan 1.200 Ton Emas, di Negara Ini Gudangnya Saja Menyimpan Emas dengan 2.000 Ton, Begini Penampakannya!

Pakar PBB mengatakan, "beberapa kilang bertindak sebagai makelar, gunakan pembayaran uang tunai yang menghindari pelacakan, melakukan perdagangan antar kilang guna menyembunyikan asal-usul emas yang diselundupkan dan gunakan jaringan perusahaan, sehingga sulit membangun kepemilikan yang menguntungkan.

"Kebanyakan perdagangan emas menghindari jaringan perbankan formal."

Wilayah Kivu Selatan, Kongo, telah menjadi wilayah penyuplai emas selundupan, seperti dilaporkan peneliti PBB.

Kemudian setelah itu emas selundupan itu diterbangkan ke Dubai untuk dimasukkan lagi ke kilang, yang bisa bercampur dengan emas dari sumber lain.

Baca Juga: Erick Thohir Tugaskan Antam Kelola Tambang Emas Eks Freeport, Ini Pendapat Ahli Pertambangan: 'Sungguh Sebuah Tantangan'

Akhirnya, emas dari zona perang di Kongo dapat berakhir di pameran emas batangan di Swiss.

Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik?Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik di sini

Artikel Terkait