Penulis
Intisari-Online.com - Belum lama ini, kapal perang Angkatan Laut Tentara Pembebasan Rakyat China membobol wilayah Republik Indonesia.
Kapal perang Tiongkok berlayar di Zona Ekonomi Eksklusif Indonesia (ZEE) di perairan Natuna Utara.
Namun, sejauh ini pemerintah belum memberikan tanggapan atas kejadian tersebut.
Padahal, kapal asal negeri tirai bambu ini patut dicurigai melanggar kedaulatan Indonesia.
"Agar tidak terulang lagi dan saling menghormati wilayah negara masing-masing," kata Syarief kepada wartawan, Kamis, (4/3/2021).
Syarief menegaskan bahwa pemerintah wajib memberikan perhatian terhadap kasus tersebut, karena terkait dengan kedaulatan negara dengan mengambil langkah-langkah diplomatik.
Baca Juga: Padahal Sempat Berseteru, Kini Pemerintah China Malah Puji Jack Ma, Ada Apa?
"Harus lebih serius, diplomasi politik itu sangat luas," ujarnya.
Senada dengan DPR RI, Center for Indonesian Domestic and Foreign Policy Studies (CENTRIS) meminta pemerintah segera memanggil dan meminta penjelasan resmi duta besar China untuk Indonesia, terkait permasalahan tersebut.
Apalagi yang kepergok bukan kapal nelayan biasa atau kapal costguard yang sebelumnya sering kali terpantau masuk diperairan Indonesia namun kali ini, yang menerobos wilayah kedaulatan NKRI adalah Kapal Perang Xuchang 536 bertipe 054A/Jiangkai II-kelas Fregat, yang dipersenjatai alat tempur berat.
"Berbicara kedaulatan negara, ini tidak boleh dibiarkan mengingat kejadian serupa (kapal berbeda) sudah sering kali terjadi."
"Ajukan nota keberatan, bawa ke ranah pengadilan Internasional atau minimal panggil Dubes China," kata peneliti CENTRIS, AB Solissa kepada wartawan, Kamis (4/3/2021).
Merunut pada hubungan erat dan perjanjian kerja yang baik antar kedua negara, CENTRIS menilai China sepatutnya menghormati wilayah kedaulatan NKRI seperti yang selama ini dilakukan oleh Indonesia.
Agar tidak terulang kembali, pemerintah diminta untuk tegas menyikapi peristiwa ini dan mengambil tindakan lebih berani kepada China, agar negeri tirai bambu tersebut tidak lagi mengobok-obok wilayah kedaulatan Indonesia.
"Kita harus tegas, keras sedikit tidak ada salahnya."
"Misalnya buat latihan perang di wilayah tersebut atau tempuh dan bawa permasalahan ini pada jalur diplomasi tingkat internasional (PBB)," tutur AB Solissa.
"Kita apresiasi Pak Syarif Hasan, Anggota Majelis Tinggi Partai Demokrat."
"Meski sibuk menghadapi polemik internal partai, namun tidak melupakan tugasnya sebagai wakil dan menyuarakan suara rakyat diparlemen (DPR RI) khususnya permasalahan kedaulatan bangsa kita," pungkasnya.
China gelar latihan perang
Di tengah ketegangan dengan Taiwan, Tentara Pembebasan Rakyat China (PLA) baru-baru ini melakukan serangkaian skenario pertempuran, termasuk pendaratan amfibi di perairan yang jauh dari Tiongkok.
Baca Juga: Ngerinya Joe Biden, Mantap Sebut Siap Perang Jika China Berani Rebut Hal Ini dari Amerika
Latihan militer Komando Teater Selatan Angkatan Laut PLA juga melibatkan Angkatan Darat, Angkatan Udara, Pasukan Roket, dan Pasukan Komando Dukungan Strategis.
"Dalam sebuah langkah untuk mengeksplorasi taktik dalam pertempuran bersama yang sangat intensif di perairan yang jauh," kata China Central Televisi (CCTV) dalam laporannya, Selasa (2/3), seperti dilansir Global Times.
Dalam latihan pendaratan amfibi, kapal pendarat amfibi Wuzhishan Type 071 merilis beberapa Type 726 dan Type 96 Hovercraft Landing Craft (LCAC), membawa Marinir ke pantai.
(*)