Tidak hanya itu, banyak orang Rusia yang meyakini bahwa virus corona merupakan senjata biologis.
The Levada Center, sebuah lembaga jajak pendapat nonpemerintah dan organisasi penelitian sosiologis Rusia pada hari Senin (1/3) merilis hasil penelitian mereka yang dilakukan bulan lalu.
Jajak pendapat yang dilakukan Levada mencakup 1.601 orang responden yang berasal dari 50 wilayah berbeda di seluruh penjuru Rusia.
Dikutip dari Reuters, jajak pendapat Levada menunjukkan bahwa 62% orang tidak ingin menerima vaksin Sputnik V buatan dalam negeri.
Mayoritas penolak ada di rentang usia antara 18 hingga 24 tahun.
Dilaporkan bahwa mayoritas responden meragukan vaksin Sputnik V karena adanya efek samping seperti demam dan kelelahan yang muncul pasca vaksinasi.