Find Us On Social Media :

Armenia Alami Krisis Berkepanjangan Usai Gagal Pertahankan Nagorno-Karabakh, Ribuan Massa Berdemo Menuntut Pemimpinnya Mundur

By Maymunah Nasution, Minggu, 28 Februari 2021 | 18:14 WIB

Presiden Rusia Vladimir Putin bersama Perdana Menteri Armenia Nikol Pashinyan

Intisari-online.com - Kekalahan Armenia melawan Azerbaijan di Nagorno-Karabakh rupanya masih membawa krisis identitas bagi Armenia.

Usai kalah perang, negara itu mengalami gonjang-ganjing politik.

Demo besar semakin marak, menuntut pengunduran diri Perdana Menteri Nikol Pashinyan.

Sabtu (27/2/2021) pukul 19.30 waktu setempat, massa tiba di gedung parlemen dan beberapa orang mendirikan tenda, menurut pantauan korensponden AFP di lokasi.

Baca Juga: Tragedi Genosida Khojaly, 29 Tahun Berlalu, Kota Ini Sebenarnya Hanya Dihuni Warga Sipil yang Tidak Miliki Senjata

Sekitar 5.000 demonstran berada di sana pada hari sebelumnya, mendesak anggota parlemen agar segera bertindak.

"Pashinyan harus pergi demi negara kami, karena posisinya sangat lemah hari ini. Tidak ada yang menganggapnya serius," ujar Vera Simonyan (28) spesialis IT kepada AFP di demonstrasi tersebut.

Mantan PM Armenia Vazgen Manukyan yang ditunjuk oposisi untuk menggantikan Pashinyan berujar ke massa, dia berharap krisis politik dapat selesai dalam 2-3 hari.

Dia menambahkan, "Hari ini Pashinyan tidak punya dukungan. Saya meminta layanan keamanan dan polisi untuk bergabung dengan tentara, untuk mendukung tentara."

Baca Juga: Nagorno-Karabakh Masih Saja Dikunjungi Menteri Armenia, Presiden Azerbaijan Sudah Wanti-wanti, 'Kami Tidak Takut, Nanti Kalian Menyesal Buat Kami Marah'