Intisari-online.com - Kekalahan Armenia melawan Azerbaijan di Nagorno-Karabakh rupanya masih membawa krisis identitas bagi Armenia.
Usai kalah perang, negara itu mengalami gonjang-ganjing politik.
Demo besar semakin marak, menuntut pengunduran diri Perdana Menteri Nikol Pashinyan.
Sabtu (27/2/2021) pukul 19.30 waktu setempat, massa tiba di gedung parlemen dan beberapa orang mendirikan tenda, menurut pantauan korensponden AFP di lokasi.
Sekitar 5.000 demonstran berada di sana pada hari sebelumnya, mendesak anggota parlemen agar segera bertindak.
"Pashinyan harus pergi demi negara kami, karena posisinya sangat lemah hari ini. Tidak ada yang menganggapnya serius," ujar Vera Simonyan (28) spesialis IT kepada AFP di demonstrasi tersebut.
Mantan PM Armenia Vazgen Manukyan yang ditunjuk oposisi untuk menggantikan Pashinyan berujar ke massa, dia berharap krisis politik dapat selesai dalam 2-3 hari.
Dia menambahkan, "Hari ini Pashinyan tidak punya dukungan. Saya meminta layanan keamanan dan polisi untuk bergabung dengan tentara, untuk mendukung tentara."