Simpan dalam 9 Karung di Rumahnya, Kakek Tunarungu Ini Berhasil Kumpulkan Hingga Ratusan Juta Rupiah, ‘Hasil dari Pencuci Piring di Pesta-pesta Pernikahan’

K. Tatik Wardayati

Penulis

Kakek tunarungu yang kumpulkan uang dalam 9 karung di rumahnya.

Intisari-Online.com – Hemat pangkal kaya, peribahasa ini selalu didengungkan terutama untuk anak-anak kita, agar berhemat.

Cara berhemat, tentunya dengan menyisihkan sebagian pendapatan atau uang jajan untuk ditabung.

Cara menabung yang aman, tentu saja, menyimpan uang tabungan di bank.

Ternyata masih ada di antara kita yang menyimpan uang di rumah, di bawah kasur, di dalam tiang bambu, atau dikumpulkan di karung.

Baca Juga: Nasabah BCA Dipenjara karena Pakai Uang Salah Transfer, Ternyata Ini Aturan Hukumnya Gunakan Uang Salah Transfer

Lurah Tigo Koto, Payukumbuh, Sumatera Barat, Musleniyetti mengatakan, setelah dilakukan penghitungan uang milik Payuri (81), yang tersimpan dalam sembilan karung di rumahnya total saat ini sebesar Rp 174 juta.

Diketahui, awalnya ditemukan satu karung dengan Rp 81 juta di rumah kakek tunarungu yang biasa dipanggil Biok ini.

Namun, saat dilakukan pencarian kembali ditemukan delapan karung di rumah. Total ada sembilan karung uang.

Musleniyetti mengatakan, setelah ditemukan langsung dilakukan penghitungan oleh pihak keluarga, RT, RW, dan keluarahan, yang melibatkan ada 16 orang.

Baca Juga: Dari Untung Jadi Buntung, Nasabah BCA Dipenjara Gegara Tak Sanggup Kembalikan Uang Salah Transfer, Pelapornya Ternyata Pegawai BCA yang Salah Input Nomor Rekening

"Saat kita mengumpulkan uangnya, ada 9 karung yang kita temukan. Saat ini dihitung sudah Rp 174 juta lebih dan masih ada 2 karung lagi yang tersisa. Sedangkan uang yang tidak laku ada 1 karung," kata Musleniyetti, saat dihubungi Kompas.com, Kamis (25/2/2021).

Musleniyetti mengatakan, Biok mengumpulkan uang tersebut selama bertahun-tahun.

Sebab, saat dilakukan penghitungan ada uang yang tidak laku.

"Dia menyimpan uang sudah lama. Mungkin sejak tahun 1990-an, karena ada uang lama era tahun itu," ujarnya.

Terkait dengan itu, Musleniyetti pun menyarankan uang tersebut dapat disimpan di bank.

Sebab, lanjut Musleniyetti, jika tidak akan berisiko terhadap keselamatan dan kenyamanannya.

Apalagi, Biok sebelumnya pernah mengalami perampokan.

"Peristiwa perampokan itu terjadi sekitar 7 tahun yang lalu. Pak Biok dirampok dan lehernya digorok," ungkapnya.

Saat itu, sambung Musleniyetti, Biok dibawa perampok yang berpura-pura mengajaknya pergi kerja ke pesta pernikahan.

Baca Juga: Heboh! Terima Uang Transferan Rp51 Juta, Pria Ini Kaget Tiba-tiba DijadikanTerdakwa, Pihak Bank Jelaskan Dari Mana Asal Uang Tersebut

Namun, saat di tengah perjalanan ia dirampok oleh orang yang memboncengnya.

Uang yang disimpan disaku baju dan celananya diambil oleh perampok.

Tak hanya itu, pelaku juga menggorok lehernya dan membuangnya di tepi jalan.

Beruntung, saat itu ada warga yang melihat dan ia langsung ditolong.

"Saat itu ada warga yang melihat dan menolongnya. Pak Biok dibawa ke rumah sakit dan dia selamat," ujarnya.

Usai kejadian yang dialaminya, Pak Biok pun semakin berhati-hati dan memilih menyimpan uangnya di rumah.

Bukan itu saja, agar uang miliknya tidak dicuri oleh orang, Biok pun memasang empat gembok di rumahnya.

"Usai kejadian itu, Pak Biok semakin hati-hati. Uangnya disembunyikan di rumah di berbagai tempat. Ada di balik kain, di bawah tempat tidur, di dalam kaleng, dalam karung dan lainnya," ungkapnya.

Sebelumnya diberitakan, seorang kakek tunarungu di Payakumbuh, Sumatera Barat, bernama Payuri (81), menyimpan uang Rp 81 juta dalam karung di rumahnya.

Baca Juga: Sama dengan Fenomena Kampung Milyder di Tuban, di Boyolali Jawa Tengah Warganya Mendadak Dapat Uang Ganti Rugi Proyek Tol Hingga Rp108 Miliar, Tetapi Justru Ogah Jor-Joran

Kakek yang biasa dipanggil Biok ini mengumpulkan uang tersebut selama bertahun-tahun hasil dari mencuci piring di pesta pernikahan yang ada di Payakumbuh dan sekitarnya.

Salah satu keluarga Biok, Anton mengatakan bahwa uang puluhan juta itu didapatkannya dari hasil kerjanya saat mencuci piring di tempat pesta pernikahan dan bukan hasil mengemis.

"Biasanya ia bekerja sebagai pencuci piring di tempat-tempat pernikahan di Payakumbuh. Saya yakin orang Payakumbuh pasti melihat dan mengenal Biok. Uang tersebut pun juga bukan dari hasil mengemis karena ia sering bekerja sebagai pencuci piring, meskipun kadang juga ada dikasih oleh orang tanpa ia minta," kata Anton dikutip dari Antara. (Perdana Putra)

Baca Juga: Berbeda dengan Warga Sumurgeneng yang Makin Kaya setelah Jual Tanah untuk Kilang Minyak, di Myanmar Tambangnya Justru Dikuasai dan Jadi Pabrik Uang Militernya

Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik? Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik di https://www.gridstore.id/brand/detail/27/intisari

Artikel Terkait