Find Us On Social Media :

China Makin Meresahkan, Sering Manipulasi Cuaca di Wilayah yang Luas, Negara Tetangga Sudah Ketar-ketir Karena Hal Ini

By Maymunah Nasution, Minggu, 21 Februari 2021 | 07:00 WIB

Suasana jalanan di kota Beijing

Metode ini menggunakan zat pendispersi seperti perak iodida yang disemai ke awan untuk menghasilkan presipitasi (proses pengendapan) sehingga menghasilkan hujan maupun salju.

"Banyak negara menggunakan teknologi ini. China sudah lama menggunakannya, India juga sudah menggunakannya," kata Dhanasree Jayaram, pakar iklim dari Manipal Academy of Higher Education di Karnataka, India, kepada BBC.

"(Metode ini juga digunakan) di sub-Sahara Afrika dan timur laut benua, di mana terjadi kekeringan yang sangat bermasalah, atau juga Australia, misalnya," imbuh Jayaram.

Namun, Jayaram mengatakan bahwa di tempat lain, manipulasi iklim ini memiliki cakupan yang jauh lebih kecil daripada apa yang direncanakan oleh Beijing.

Baca Juga: 'Tanpa Kontribusi dari China...' Bill Gates Beri Pujian pada China Karena Hal Ini, Apa yang Dikatakannya?

Penyemaian awan memiliki sejarah yang panjang, dimulai pada 1940-an, terutama di Amerika Serikat (AS), tetapi masih ada keraguan besar tentang hasilnya.

"Pada dasarnya, ini tentang mencoba mencegah badai hujan es merusak tanaman, jadi Anda mencoba menghilangkan hujan dari awan sebelum terlalu berbahaya," tutur Moore.

Namun ilmuwan tersebut mengatakan bahwa penyemaian awan hanya bekerja secara efektif di China selama satu atau dua bulan setahun.

Pada Februari 2020, majalah New Scientist menerbitkan sebuah artikel tentang studi di AS di mana para peneliti menyebarkan awan orografik, awan yang terbentuk ketika udara dipaksa naik ke atas pegunungan.

Baca Juga: Gletser Himalaya Mencair dan Sebabkan Banjir di Pegunungan Tertinggi di Dunia Itu, Kini Asia Asia Terancam Kehilangan Sumber Minumnya, Mengapa?