Penulis
Intisari-online.com - Belakangan jagat maya dihebohkan dengan sebuah desa yang memborong mobil hingga jumlah ratusan.
Mobil-mobil dikirim beriringan dan menimbulkan kehebohan di jagat maya tentang fenomna itu.
Usut-punya usut, ternyata dari sinilah semua itu berasal.
Ganti untung pembebasan lahan proyek kilang minyak New Grass Root Refinery (NGRR) telah memberikan rejeki berlimpah bagi warga di Desa Sumurgeneng, Kecamatan Jenu, Tuban, Jawa Timur.
Dilansir dari Surya.co.id, tanah warga dibeli Pertamina dengan harga antara Rp 28 juta juta hingga Rp 10 miliar.
Setelah itu, warga Desa Sumurgeneng beramai-ramai membeli mobil baru. Video tersebut sempat menjadi viral di media sosial.
"Sampai sekarang sudah ada sekitar 176 mobil baru yang datang, terakhir kemarin ada 17 mobil baru," ujar Gihanto, Selasa (16/2/2021).
Pernah menolak proyek
Dilansir dari Surya.co.id, proyek kilang minyak tersebut sempat ditentang warga Desa Sumurgeneng pada tahun 2019.
Alasannya saat itu adalah warga merasa harga pembebasan lahan belum cocok.
Hal itu membuat Pertamina menempuh upaya konsinyasi melalui Pengadilan Negeri (PN) Tuban untuk mendapatkan lahan yang tersisa pada November 2020 lalu.
"Jadi kami melakukan upaya konsinyasi di PN Tuban kemarin," kata Koordinator Konsultan Pengadaan Tanah PT Pertamina, M Triyono.
Hal senada juga diungkpakan oleh Humas PN Tuban Donovan Akbar Kusuma, saat itu dirinya juga menawarkan harga kepada para pemilik lahan.
Namun saat itu warga menolak dengan alasan harga belum ada kecocokan.
Seperti diketahui, saat ini kesepakatan harga telah tercapai da warga Desa Sumurgeneng, Kecamatan Jenu, Kabupaten Tuban, Jawa Timur mendadak menjadi miliarder.
Sekilas tentang proyek NGRR Pertamina
Seperti diketahui, pembangunan kilang minyak NGRR Pertamina menelan dana USD 15 miliar hingga USD 16 miliar atau sekitar Rp 225 triliun.
Proyek ini ditargetkan beroperasi pada 2024 dengan luas mencapai 1.050 hektar.
Sementara itu, proyek itu dibangun di sejumlah lahan yang tersebar di sejumlah titik.
Antara lain di Desa Kaliuntu enam bidang, 562 bidang di Wadung, 566 bidang di Sumurgeneng, Perhutani satu bidang, dan di KLHK satu bidang.
Source: Kompas.com