Penulis
Intisari-online.com -Sebuah kapal selam Jepang menabrak kapal komersial saat berupaya untuk muncul di lepas pantai Pasifik negara itu pada Senin 8 Februari.
Akibat dari kecelakaan itu tiga ABK dari Pasukan Maritim Pertahanan Diri di kapal selam Soryu mengalami cedera ringan, dengan gambar dari Pasukan Penjaga Pantai Jepang tunjukkan kerusakan pada pesawat air lautnya dan struktur mirip sayap di menara komando.
Kecelakaan terjadi di lepas pantai pulau Shikoku, Selatan Jepang.
Soryu yang dipakai sejak tahun 2009, adalah kapal selam tenaga diesel elektrik kelas pertama Jepang seberat 3000 ton dan kru total 65 orang.
Menteri Pertahanan mengatakan peralatan komunikasi di kapal selam tersebut juga rusak, meskipun masih bisa beroperasi.
"Soryu menggores lambung kapal saat muncul ke permukaan.
Sangat disayangkan kapal selam MSDF bertabrakan dengan sebuah kapal komersial," kata Menteri Pertahanan Nubuo Kishi.
Kapal komersial yaitu kapal induk Hong Kong Ocean Artemis melaporkan tidak ada kerusakan seperti ditambahkan pejabat Pasukan Penjaga Pantai.
Bradley Martin, analis dari RAND Corp dan mantan kapten Angkatan Laut AS yang menganalisis gambar kerusakan itu mengatakan dampaknya dapat membatasi kemampuan kapal selam tersebut.
"Aku tidak akan menyebut kerusakannya sebagai 'kerusakan kecil'. Kapal selam tidak bisa menyelam dan tidak bisa berkomunikasi," ujar Martin dalam email ke CNN.
Insiden terjadi setelah hampir 20 tahun kapal selam tenaga nuklir AS tidak sengaja menabrak dan menenggelamkan kapal penangkap ikan, membunuh 9 orang, termasuk 4 siswa SMA di dekat Honolulu.
Kapal USS Greeneville saat itu melakukan demonstrasi muncul darurat untuk tamu sipil ketika menghantam kapal Jepang, Ehime Maru, 9 Februari 2001.
Kapal penangkap ikan yang membawa siswa dan guru dari sekolah perikanan di Uwajima, Jepang itu tenggelam beberapa menit saja.
Penyelamat berhasil menyelamatkan 26 warga.
Angkatan Laut AS membayar total 16.5 juta Dollar AS sebagai biaya ganti rugi untuk para korban dan keluarga yang terbunuh.
Kapten komando kapal selam Scott Waddle dianggap bersalah karena melalaikan tugas dan lalai membahayakan kapal oleh penyelidikan pengadilan militer dan dipaksa untuk pensiun.
Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik?Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik di sini