Find Us On Social Media :

Tak Hanya Kerahkan Kapal Induknya Sambangi China, Inggris Memang Sudah Jengkel dengan Ambisi Gila Negeri Panda, Umumkan Jadi Musuh dan Bongkar Rahasia Ini 

By Mentari DP, Sabtu, 13 Februari 2021 | 10:30 WIB

Kapal induk Inggris HMS Queen Elizabeth.

 

Intisari-Online.com - Banyak yang sudah tahu bahwa hubungan Amerika Serikat (AS) dan China memburuk.

Ini karena banyak hal. Seperti pandemi virus corona, konflik Laut China Selatan, hingga masalah ekonomi.

Namun sepertinya musuh China akan bertambah satu.

Ya, China dilaporkan telah berselisih dengan salah satu negara kuat lainnya, yaitu Inggris.

Baca Juga: Anastas Mikoyan, Cegah Kiamat di Bumi Amerika Serikat, Atasi Kelaparan di Uni Soviet, Punya Julukan Mirip Soeharto

Apa penyebabnya?

Dilansir dari kontan.co.id yang mengutip dari Express.co.uk pada Sabtu (13/2/2021), kedua negara kerap berselisih mengenai masalah-masalah global yang vital.

Pasalnya, China yang dikendalikan partai Komunis secara ideologis sangat berbeda dengan Inggris.

Kini, hubungan Inggris dan China tampaknya tidak menjadi lebih baik.

Pada perkembangan terbaru pada hari Jumat (12/2/2021), China melarang BBC World Service untuk melakukan siaran di negara Asia Selatan itu.

Baca Juga: Tak Mau Ikut Campur dan Main Aman Soal Konflik Laut China Selatan, Ternyata Indonesia Bisa Terjebak Sengketa Karena Punya Potensi Ini, 'Ada Risiko untuk Tanah Air'

China mengkritik BBC karena melaporkan virus corona dan penganiayaan terhadap etnis minoritas Uighur. 

 

BBC mengatakan "kecewa" dengan keputusan tersebut, tapi sepertinya tidak terkejut.

Sebelumnya, regulator media Inggris, Ofcom, juga telah mencabut izin penyiaran China Global Television Network (CGTN) untuk menyiarkan program di Inggris.

Secara terpisah, penyiar Radio Television Hong Kong (RTHK) mengatakan akan menghentikan siaran program BBC World Service di wilayah tersebut.

Berbicara kepada Express.co.uk, Andrew Moran, profesor hubungan internasional di Metropolitan University of London, mengatakan bukan rahasia lagi bahwa hubungan Inggris dengan China telah memburuk dalam beberapa bulan terakhir.

“Huawei, Hong Kong, penganiayaan terhadap penduduk Uighur, dan bahkan pelarangan tit-for-tat baru-baru ini terhadap perusahaan media seperti BBC telah menyoroti betapa sulitnya hubungan ini."

"Terutama ketika Perdana Menteri Johnson mulai mengejar 'Global Agenda Inggris," jelas Moran.

Moran mengatakan keputusan China untuk melarang BBC kemungkinan besar karena liputannya tentang penganiayaan terhadap masyarakat Uighur, dan pembalasan sebagai tanggapan atas Ofcom.

Menurutnya, meskipun kebanyakan orang China tidak dapat menonton BBC World News karena pembatasan di negara itu, pelarangannya adalah simbol dari keinginan China untuk membatasi setiap kritik terhadap Partai Komunis China.

"Otoritas Film, TV, dan Radio negara China memperingatkan bahwa pedoman siaran menyatakan bahwa berita tidak boleh 'merugikan kepentingan nasional China'," imbuhnya kepada Express.co.uk.

Baca Juga: Lagaknya Sok Sangar Gempur Pakai 20 Jet Tempur untuk Provokasi, Nyatanya Militer China Dipaksa Mundur Ketika Taiwan Keluarkan 4 Pesawat Ini, Langsung Kocar-kacir!

Tahun lalu, China dan Inggris menghadapi sejumlah kontroversi saat hubungan antara kedua kekuatan mencapai puncak.

Kekhawatiran atas implikasi keamanan dari keterlibatan Huawei di jaringan 5G Inggris, dan kekhawatiran yang diangkat oleh anggota aliansi intelijen Five Eyes milik Inggris, mengakibatkan perintah untuk menghapus semua produk Huawei dari pasar Inggris Raya.

Selain itu, larangan lebih lanjut dikeluarkan pada penyedia telepon seluler dalam negeri yang membeli peralatan Huawei untuk digunakan dalam teknologi baru.

“Bisa dibilang, sebagai penyedia smartphone terbesar kedua di dunia, ini seharusnya tidak merusak Huawei secara signifikan."

"Tapi itu adalah gejala menurunnya kepercayaan antara kedua negara," tambah Moran.

Permasalahan antar kedua negara kian meruncing pada tahun lalu ketika otoritas Beijing memperkenalkan undang-undang keamanan baru yang sangat kontroversial di Hong Kong, melanggar perjanjian yang disepakati oleh Inggris dan China.

Deklarasi Bersama Sino-Inggris ditandatangani menjadi undang-undang antara Inggris dan China pada tanggal 19 Desember 1984 di Beijing, dan menyatakan pengaturan kedaulatan dan administrasi Hong Kong setelah 1 Juli 1997.

Dan yang terjadi selanjutnya di negara bagian itu adalah tindakan keras terhadap gerakan pro-demokrasi di kota.

"Pengenalan undang-undang keamanan baru yang kontroversial di Hong Kong dan tindakan kekerasan terhadap gerakan pro-demokrasi melanggar perjanjian yang dicapai ketika Inggris mengembalikan bekas wilayah itu ke China pada tahun 1997.

Baca Juga: Menghilang Sejak Oktober Usai Kritik Pemerintah China hingga Disebut Dikurung di Penjara Keamanan Tinggi, Kondisi Jack Ma Akhirnya Terkuak, Begini Nasib Sang Miliarder

Kecaman Inggris atas perlakuan terhadap populasi Uighur China kemungkinan akan menenggelamkan hubungan lebih jauh ke depannya.

Moran menjelaskan, bukti menunjukkan, lebih dari satu juta orang telah ditahan di kamp di mana mereka menjadi sasaran penyiksaan, pemerkosaan dan pelecehan seksual, yang merupakan sesuatu yang disangkal oleh kepemimpinan China.

“Pemerintah Inggris sudah mulai memperketat undang-undang tentang impor barang terkait dengan dugaan pelanggaran hak asasi manusia."

"Sepertinya Inggris akan diminta untuk berbuat lebih banyak oleh komunitas internasional karena tekanannya meningkat pada China,” paparnya.

(kontan.co.id)

Baca Juga: Setelah Dikepung Inggris dan Jerman, Kini Giliran Prancis Mendadak Kirim Kapal Selam Nuklirnya ke Laut China Selatan, Ternyata China Dicurigai Lakukan Kecurangan Ini