Penulis
Intisari-Online.com - Angkatan Udara Taiwan melakukan serangkaian latihan perang yang mengerikan.
Ini terjadi setelah jet tempur China dan pesawat pembom berkemampuan nuklir memasuki bagian barat daya ruang udaranya selama akhir pekan.
Dilansir dariexpress.co.uk pada Sabtu (13/2/2021), 4 pesawat perang Taiwan mempraktikkan latihan pendaratan dan lepas landas berkecepatan tinggi.
Aksi pesawat perang Taiwan itu adalah upaya untuk menunjukkan kepada China bahwa mereka siap untuk apa pun.
"Kami siap. Kami tidak akan menyerahkan satu inci pun wilayah kami," kataKolonel Lee Ching-shi.
Operasi skala besar itu dilakukan ketika kementerian pertahanan Taiwan melaporkan8 pesawat pembom China yang mampu membawa senjata nuklir, 4 jet tempur dan satu pesawat anti-kapal selam memasuki zona identifikasi pertahanan udaranya pada hari Sabtu.
Hanya 24 jam kemudian, 12 jet tempur China,2 pesawat anti-kapal selam, dan1 pesawat pengintai juga dikerahkan.
Gangguan oleh militer China ditanggapi dengan peringatan oleh Angkatan Udara Taiwan dan sistem pemantauan misil pertahanannya diaktifkan.
China masih menganggap Taiwan sebagai provinsi yang 'bandel', tetapi negara kepulauan itu memandang dirinya sebagai negara merdeka.
China telah melakukan serangkaian operasi di seluruh Taiwan dan di Laut China Selatan yang disengketakan dalam beberapa bulan terakhir.
Namun, insiden terbaru melibatkan kehadiran militer yang lebih besar, karena operasi sebelumnya melibatkan sekitar tiga pesawat militer.
Padahal operasi itu hanya terjadi beberapa minggu setelahJoe Biden dilantik sebagai Presiden AS.
Memang hubungan antara China dan AS telah tegang selama Kepresidenan Donald Trump dengan perselisihan mengenai kehadiran pasukan AS di wilayah tersebut.
Washington juga telah membentuk hubungan yang lebih dekat dengan Taiwan dan tahun lalu menyetujui kesepakatan senjata bersejarah, senilai sekitar 3,7 miliar Poundsterling.
Operasi udara China ke Taiwan pada akhir pekan juga terjadi saat AS mengirim kapal ke Laut China Selatan.
Sebuah kelompok kapal induk AS yang dipimpin oleh USS Theodore Roosevelt memasuki Laut China Selatan dan menurut militer AS mereka berada di sana untuk melakukan latihan "kebebasan navigasi".
Menariknya, kehadiran kapal induk AS itu merupakan misi pertama dari Joe Biden.
Danjuru bicara kementerian luar negeri China Zhao Lijian mengutuk langkah tersebut dan mengatakan kehadiran militer AS adalah "unjuk kekuatan".
"Apakah militer AS menatang perang?" tanyanya lagi.