Saksikan Sangarnya Kekuatan Militer China di Laut China Selatan, Filipina Panik Ketakutan Sampai Minta Bantuan Musuh Besar Negeri Panda Padahal Dulunya Sempat Bersengketa 

Mentari DP

Editor

Intisari-Online.com - China mengklaim 80% wilayah Laut China Selatan sebagai miliknya.

Tentu saja klaim China dibantah sejumlah negara tetangganya.

Salah satunya adalah Filipina.

Selain China, Filipina juga menggantungkan hidup sumber dayanya di Laut China Selatan.

Baca Juga: SetelahDikepung Inggris dan Jerman, Kini Giliran PrancisMendadak Kirim Kapal Selam Nuklirnya keLaut China Selatan, Ternyata China Dicurigai Lakukan Kecurangan Ini

Sehingga perairan termahal di dunia menjadi sumber kehidupan sebagian besar warga Filipina.

Nah, ketika China mulai kembali menegaskan klaim mereka hingga mengancam negara lain, Filipina tak tinggal diam.

Apa yang dilakukan negara tetangga Indonesia ini?

TernyataFilipina ingin mempertahankan Perjanjian Kunjungan Pasukan (VFA) dengan Amerika Serikat (AS).

Baca Juga: Diberi Pilihan Sulit antara Rudal S-400 Rusia atau Jet Tempur F-35 Amerika, Turki Akhirnya Beri Jawaban, Meski TahuPilih Salah Satu Opsi Bak Seperti Bunuh Diri

Ini terjadi ketika pejabat pertahanan kedua negara bertemu untuk menyelesaikan perbedaan atas pakta yang jadi inti strategi Washington di Asia.

Pertemuan pada Kamis (11/2/2021) di Manila antara pejabat AS dan Filipina setelah Presiden Rodrigo Duterte secara sepihak membatalkan VFA yang telah berusia dua dekade pada tahun lalu.

Itu sebagai respons atas penolakan Amerika atas visanya.

"Kami di Departemen Pertahanan dan Angkatan Bersenjata, perasaan umumnya adalah agar VFA terus berlanjut," kata Menteri Pertahanan Filipina Delfin Lorenzana kepada saluran beritaANC,seperti dikutipReuters.

Pertemuan tersebut adalah yang pertama di bawah Pemerintahan Presiden Joe Biden, yang telah menegaskan kembali aliansi tersebut dalam menghadapi ketegasan China yang meningkat di Laut China Selatan.

Meningkatkan kemampuan pasukan Filipina

Lorenzana menyatakan, VFA, yang menetapkan aturan untuk tentara AS yang beroperasi di Filipina, sangat penting dalam meningkatkan kemampuan pasukan Filipina yang kekurangan sumber daya melalui serangkaian latihan tahunan bersama.

Baca Juga: Joe Biden Sampai Geleng-geleng Kepala Lihat Kebijakan Nyeleneh Donald Trump,Jor-joranBangun Tembok Perbatasan dengan DanaRp349,4 Triliun, 'Saya Batalkan, Buat Apa?'

Penekanan kepentingan AS juga datang dari Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin selama pembicaraan melalui telepon dengan Lorenzana pada Rabu (10/2/2021).

Hubungan antara AS dan Filipina diperumit oleh kenaikan Duterte ke tampuk kekuasaan pada 2016.

Serta pernyataannya yang sering mengecam kebijakan luar negeri Washington juga pelukan terbukanya terhadap China.

Tapi, sementara hubungan Filipina-AS "selalu kuat", Lorenzana menyebutkan, Manila "tidak boleh dibuat untuk memilih" antara Washington dan Beijing.

Lorenzana juga telah menyatakan keprihatinan tentang undang-undang baru China yang mengizinkan penjaga pantai untuk menembaki apa yang dianggapnya sebagai ancaman.

“Saya memberi tahu Menteri Austin, kami tidak ingin ada kesalahan perhitungan atau kecelakaan di Laut China Selatan karena kami berada tepat di tengah konflik,” ujar Lorenzana.

(kontan.co.id)

Baca Juga: Bikin Seisi Dunia Panas Dingin, Joe Biden dan Xi Jinping Akhirnya Berbicara via Telpon Untuk Pertama Kalinya, Apa Isi Percakapannya?

Artikel Terkait