Ini merupakan obrolan pertama kedua pemimpin negara sejak Biden berkantor di Gedung Putih bulan Januari lalu.
Perbincangan kedua pemimpin ini dinilai akan membuka babak baru di tengah sibukanya perang dagang, kisruh di Hong Kong, sengketa Laut China Selatan dan Taiwan, hingga dugaan pelanggaran HAM terhadap Muslim Uighur di Xinjiang.
Dilansir dari Reuters, dalam obrolannya dengan Biden, Xi menegaskan bahwa kerja sama adalah satu-satunya pilihan yang bisa diambil demi mencapai keamanan dunia.
Ia juga menyebut kedua negara perlu mengelola perselisihan dengan cara yang konstruktif.
Dalam obrolan singkatnya, Xi berulang kali mendorong upaya dialog antara kedua negara untuk bisa lebih memahami kepentingan nasional satu sama lain dan menghindari kesalahpahaman.
Lebih lanjut, Xi secara pribadi meminta Biden untuk lebih berhati-hati dalam menangani masalah-masalah yang berkaitan dengan Taiwan, Hong Kong, dan Xinjiang, karena semua masalah tersebut berkaitan langsung dengan kedaulatan dan integritas teritorial China.
Namun ternyata China sendiri laksanakan serangan ke perairan teritorial Jepang.
Dalam pembicaraan melalui telepon, Blinken dan Menteri Luar Negeri Jepang Toshimitsu Motegi "menyatakan keprihatinan atas ketegasan China yang meningkat di sekitar Kepulauan Senkaku, menyusul pemberlakuan Undang-Undang Penjaga Pantai China yang baru," kata juru bicara Departemen Luar Negeri Ned Price, Rabu (10/2).