Find Us On Social Media :

Bikin Seisi Dunia Panas Dingin, Joe Biden dan Xi Jinping Akhirnya Berbicara via Telpon Untuk Pertama Kalinya, Apa Isi Percakapannya?

By Mentari DP, Kamis, 11 Februari 2021 | 15:25 WIB

Xi Jinping dan Joe Biden.

Intisari-Online.com - Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden dilaporkan telah berbicara via telpon dengan Presiden China Xi Jinping.

Hal itu disampaikan oleh Gedung Putih seperti dilansir dari BBC pada Kamis (11/2/2021).

Apa yang dibicarakan dua pemimpin negara yang tengah berkonflik itu?

Biden membicarakan banyak hal. Seperti mengangkat masalah pelanggaran hak asasi manusia di Xinjiang.

Baca Juga: Tanpa Nuklir, Senjata Terbaru Rusia Ini Tak Bisa Dipandang Sebelah Mata, Jika Sampai Hati Gunakan Senjata Ini, Kekuatan Musuh Manapun Bisa Remuk Seketika

Biden juga menekan Xi pada perdagangan, tindakan keras di Hong Kong dan ketegangan yang sedang berlangsung dengan Taiwan.

Lalu apa balasan Presiden Xi?

Menurut televisi pemerintah China, Presiden Xi memperingatkan Biden bahwa hubungan buruk akan menjadi bencana bagi kedua negara.

Ketegangan meningkat belakangan ini, karena perdagangan, spionase (mata-mata), dan pandemi.

Baca Juga: China Ketar-ketir, Markas Pertahanan Amerika Sudah Terima Perintah Langsung dari Joe Biden Terkait Konflik Laut China Selatan, Gunakan Strategi Militer Ini untuk Gempur Negeri Panda

Padahal hubungan China-AS sangat penting bagi kedua belah pihak dan dunia yang lebih luas.

Sehingga Beijing berulang kali menyerukan pemerintahan baru di Washington untuk meningkatkan hubungan yang telah memburuk di bawah Donald Trump.

Seruan itu datang tepat sebelum Tahun Baru Imlek, dalam apa yang dilihat sebagai isyarat niat baik.

Setelah panggilan telepon, Biden men-tweet: "Saya mengatakan kepadanya bahwa saya akan bekerja dengan China jika hal itu menguntungkan rakyat Amerika."

Dalam sebuah pernyataan, Gedung Putih mengatakan Presiden telah menggarisbawahi keprihatinan mendasar tentang praktik ekonomi Beijing yang memaksa dan tidak adil.

Lalu kepada tindakan keras di Hong Kong, pelanggaran hak asasi manusia di Xinjiang, dan tindakan yang semakin tegas di wilayah tersebut, termasuk terhadap Taiwan.

China dituduh oleh kelompok hak asasi manusia menahan lebih dari satu juta orang Uighur di apa yang oleh negara disebut "kamp pendidikan ulang" di provinsi Xinjiang.

Ada bukti bahwa Uighur, komunitas minoritas yang sebagian besar Muslim, digunakan sebagai tenaga kerja paksa dan wanita disterilkan secara paksa.

Tentu saja pemerintah China membantah laporan tersebut.

Baca Juga: Sok Sangar Waktu Nyelonong Masuk ke Laut China Selatan, Militer Amerika Syok Bukan Main Ketika Lihat Puluhan Jet Tempur China Mengepung Wilayah Lautnya

Kedua pemimpin juga bertukar pandangan tentang melawan pandemi Covid-19, serta tantangan bersama dalam keamanan kesehatan global, perubahan iklim, dan pencegahan proliferasi senjata.

CCTV penyiar negara China mengatakan bahwa keduanya memiliki pertukaran pandangan yang mendalam tentang hubungan bilateral dan masalah internasional dan regional utama.

Patut ditunggu apa yang akan terjadi ke depannya.

Sebab, hubungan AS dan China benar-benar akan menentukan nasib dunia. Apakah akan damai atau tidak.

Baca Juga: Serangan Pertama Joe Biden kepada Vladimir Putin! Amerika Terang-terangan Kirim 4 Pesawat Pembom Nuklir ke Lokasi Sengketa Ini, Sinyal Perang dengan Rusia?