Find Us On Social Media :

Kecurigaan Indonesia: 'Ada Niat Negatif,' Mungkinkah China Operasikan Sensor Bawah Air di Perairan Indonesia?

By Muflika Nur Fuaddah, Selasa, 9 Februari 2021 | 13:58 WIB

Kapal patroli Bakamla.

Sekitar pukul 09.30 WIB, KN Pulau Nipah 321 segera bertolak menuju Selat sunda.

Berdasarkan hasil komunikasi dan identifikasi diketahui, bahwa kapal ini memang bertolak dari China menuju Samudera Hindia dan melewati perairan Indonesia menggunakan Hak Lintas Alur Kepulauan sesuai dengan UNCLOS.

Dari keterangan yang diberikan, penyebab tidak terdeteksinya AIS dalam tiga periode waktu disebabkan karena adanya kerusakan pada sistem tersebut.

Merujuk Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 7 Tahun 2019 tentang Pemasangan dan Pengaktifan Sistem Identifikasi Otomatis bagi Kapal yang berlayar di Wilayah Perairan Indonesia tertanggal 20 Februari 2019.

Baca Juga: Catat! Jangan Pernah Lagi Buang Tisu Basah ke Dalam Toilet, Bisa Picu 'Kekacauan Lingkungan'

Juga disebutkan setiap kapal berbendera Indonesia dan kapal asing yang berlayar di wilayah perairan Indonesia wajib memasang dan mengaktifkan AIS.

Setelah itu, KN Pulau Nipah 321 terus membayangi kapal survei China hingga keluar dari Zona Ekonomi Eksklusif Indonesia (ZEEI).

Tepatnya sekitar pukul 21.00 WIB, kapal sasaran telah keluar dari ZEEI.

Baca Juga: Ilmuwan Dibuat Kebingungan, di Wilayah Death Valley 'Batu' Bisa Bergerak Sendiri Seperti Makhluk Hidup, Namun Misteri Penyebabnya Belum Terpecahkan Hingga Kini

(*)