Akibatnya, infrastruktur kritis harus diserahkan ke Beijing dan Myanmar sangat memahami hal ini.
Nikkei Asia mengatakan bahwa proses mempertahankan Myanmar diperkirakan tidak akan mudah.
Misalnya, penganiayaan terhadap Muslim Rohingya, krisis besar pada 2017 di Myanmar, mendapat banyak kritik dari luar negeri.
Dilihat dari hal ini, perusahaan Barat juga lebih berhati-hati dalam berinvestasi di Myanmar.
Selain itu, AS dan Eropa sedang mempertimbangkan sanksi terhadap pemerintah militer Myanmar sebuah langkah yang dapat menunda investasi asing di Myanmar.
Pada 5 Februari, perusahaan minuman Jepang, Kirin Holdings, mengumumkan akan menghentikan usaha patungan birnya dengan Myanmar.
Jika diisolasi, pemerintah militer Myanmar kemungkinan besar akan condong ke China. Namun, hal ini masih belum bisa dipastikan.
Seorang sumber dari Beijing mengatakan kepada Nikkei Asia,"Penanganan masalah di Myanmar sangat bergantung pada AS".
Saat ini, Beijing sedang berusaha untuk berbicara dengan Presiden AS Joe Biden tentang masalah tersebut.