Find Us On Social Media :

Kapten Lukas Kustaryo, Begundal Karawang yang Picu Pembantaian Rawagede karena Belanda Jengah dengan Aksi-aksi 'Tengilnya'

By K. Tatik Wardayati, Minggu, 7 Februari 2021 | 06:00 WIB

Kapten Lukas Kustaryo, Begundal Karawang yang picu pembantaian Rawagede.

Buku setebal 40 halaman itu sudah tiga kali naik cetak. Total lebih dari 5.000 eksemplar yang tersebar di masyarakat.

Saat Warta Kota berkunjung ke kediamannya di Dusun Rawagede 2, Desa Balongsari, Rawamerta, Kamis (15/9/2011), Sukarman mengatakan bahwa sejak sebelum perang kemerdekaan, Rawagede sudah menjadi daerah markas para laskar pejuang.

Rawagede dipilih karena saat itu dilintasi jalur kereta api Karawang-Rengasdengklok dan salah satu stasiun itu ada di sana.

Laskar pejuang yang dikenal di Rawagede sebelum kemerdekaan Republik Indonesia diproklamasikan pada 17 Agustus 1945, antara lain Laskar Macan Citarum, Barisan Banteng, MPHS, SP88, dan Laskar Hizbulloh.

"Mulai 19 Agustus 1945, seluruh laskar itu bergabung menjadi BKR (Badan Keamanan Rakyat), markasnya ada di rumah-rumah warga. Ini jadi sorotan pemerintah Hindia Belanda," kata Sukarman.

Pada 1946, kata Sukarman, Letkol Suroto Kunto yang masih berusia 24 tahun ditunjuk sebagai Komandan Resimen Jakarta di Cikampek.

Salah satu komandan kompinya adalah Lukas Kustaryo yang membawahi Karawang-Bekasi. Kharis Suhud, yang sebelumnya seorang petugas Perusahaan Jawatan Kereta Api, juga bergabung dengan BKR dan diangkat menjadi Komandan Kompi Purwakarta.

Pada 25 November 1946, Letkol Suroto Kuto yang sedang dalam perjalanan dinas menggunakan kendaraan diculik laskar rakyat yang pro-Hindia Belanda di daerah Rawa Gabus, Kabupaten Karawang.

Mobil yang ditumpanginya ditemukan penuh bercak darah oleh salah satu ajudannya, Kapten Mursyid, pada 26 November 1946 sekitar pukul 01.00 dini hari.

Baca Juga: Akhiri Penjajahan Belanda atas Indonesia, Ini Nama-nama Tokoh yang Wakili Indonesia dalam KMB