Find Us On Social Media :

Salah Satu Pasukan Khusus Terbaik di Dunia, Ini Kisah Ketangguhan Anggota Pasukan Green Baret AS setelah Kehilangan Lengan dan Mata Kirinya di Medan Perang

By Khaerunisa, Selasa, 2 Februari 2021 | 21:20 WIB

Kenneth Dwyer, prajurit Green Baret AS, salah satu pasukan khusus terbaik dunia.

Intisari-Online.com - Selain dilatih secara fisik, tentunya para anggota pasukan khusus terbaik di dunia juga ditempa secara mental.

Ketangguhan para anggota pasukan khusus terbaik di dunia akan terbukti dengan bagaimana mereka melewati pertempuran demi pertempuran yang mengerikan.

Seperti itulah yang ditunjukkan anggota pasukan khusus AS dari angkatan darat, yang dikenal sebagai Green Baret atau Baret Hijau.

Pasukan khusus AS tersebut merupakan salah satu pasukan khusus terbaik di dunia.

Baca Juga: Dikenal sebagai Pasukan Khusus Terbaik di Dunia, GIGN Prancis Hampir Selalu Andalkan Senjata Ini saat Terjun dalam Misinya

Green Baret penuh dengan tentara tangguh, penembak jitu mereka juga dianggap sebagai pembunuh paling mematikan.

Tentang julukan Green Baret, itu karena tutup kepala mereka yang khas seperti yang diminta oleh Presiden Kennedy di tahun 60-an.

Green Baret punya semboyan resmi 'De oppresso liber' yang artinya 'Untuk Membebaskan Kaum Tertindas'.

Lambang mereka memiliki kepala panah dengan pedang dan tiga petir.

Baca Juga: Latihan Keras Membentuk Sederet Pasukan Khusus Terbaik di Dunia Ini, Push-up 40 Kali Hanya dalam 2 Menit adalah Hal Biasa Bagi Para Personelnya

Ini merupakan pasukan khusus AS yang dikenal terbaik di dunia selain Navy SEAL.

Grup di dalam Green Baret berlatih selama tujuh minggu dengan yang terbaik di AS.

Mereka mengepalai operasi terkait dukungan koalisi, bantuan kemanusiaan, pemeliharaan perdamaian, dan operasi kontra-narkoba.

Salah satu bukti betapa tangguhnya anggota pasukan khusus Green Baret, ditunjukkan oleh sosok yang satu ini.

Baca Juga: Menolak Lupa, Inilah Kekejaman Myanmar Pernah Lakukan Kejahatan Perang Meski Tidak Berada di Negara Berkonflik, Dunia Sempat Mengecamnya

Dia adalah Kenneth Dwyer, anggota pasukan khusus Baret Hijau (Green Beret) US Army yang pernah mengalami insiden mengerikan.

Tahun 2006, saat masih berpangkat kapten, Kenneth Dwyer mendapat tugas untuk bertempur di Afganistan.

Tapi ketika bertugas di medan tempur yang terkenal ganas itu, Kenneth terluka parah akibat ledakan granat yang diluncurkan musuh sehingga mengakibatkan tangan kirinya hancur dan mata kirinya mengalami kebutaan.

Tangan kanannya juga sulit digerakkan dan Kenneth sendiri mengalami kesulitan bicara akibat luka-luka yang dideritanya.

Baca Juga: Inilah Militer Paling Lemah di Dunia, Hanya Mengandalkan Peralatan Militer Seadanya, Negara Mana Saja?

Kenneth pun segera ditarik dari medan perang dan harus mendapat perawatan di rumah sakit serta menjalani proses rehabilitasi dalam waktu yang cukup lama.

Ketika Kenneth sudah bisa melakukan sejumlah aktivitas meskipun masih serba terbatas, ia tidak memilih untuk mengundurkan diri dari dunia militer dan tetap bergabung dengan satuan Green Beret.

Sebagai anggota pasukan khusus yang pernah mengalami luka berat di medan perang, Kenneth malah bangga dengan kondisi fisiknya.

Ia tetap berlatih fisik meskipun menggunakan tangan kiri palsu dan pada bola mata kirinya yang sudah tidak berfungsi ditato dengan gambar yang melukiskan logo pasukan khusus.

Baca Juga: Tidak Hanya Kate Middleton, Rupanya Gaya Busana Meghan Markle pun Mirip Putri Diana, Seperti Apa Ya?

Bahkan, anggota pasukan khusus yang kembali dari medan tempur dengan anggota tubuh tidak lengkap lagi ini ternyata masih mahir untuk melatih tempur para anaknya buahnya.

Ia masih mahir terjun dan mengoperasikan beragam senjata. 

Berkat kegigihan Kenneth dalam pengabdiannya di lingkungan Green Beret dan prestasinya sebagai pelatih olahraga baseball, Kenneth pun mendapatkan kenaikan pangkat Letnan Kolonel (Letkol).

Selain tetap aktif di militer, Kenneth juga tetap bisa menjalani hidup normal bersama seorang isteri dan kedua anaknya.

Baca Juga: Meski Pemerintah Myanmar Digulingkan dan Kini Dikendalikan Militer, Nasib Orang Rohingya Ternyata Tidak Akan Berubah, Ini Alasannya

(*)