Find Us On Social Media :

Padahal Biden Sudah Berniat Baik Bawa AS Kembali ke Kesepakatan Nuklir, Iran Malah Tolak Mentah-mentah Patuhi Kesepakatan Itu, Alasannya?

By Tatik Ariyani, Jumat, 29 Januari 2021 | 06:00 WIB

Presiden Iran, Hassan Rouhani.

Intisari-Online.com - Tampaknya, perseteruan antara Iran dan AS tentang kesepakatan nuklir belum menemukan titik terang meski kini kepemimpinan AS sudah beralih pada Joe Biden.

Pada 2018, Trump menarik AS dari JCPOA dan menjatuhkan sanksi berat ke Iran untuk mempertahankan kebijakan keras terhadap Republik Islam tersebut.

Iran setahun kemudian menanggapinya dengan tidak mematuhi sebagian besar komitmen utama dalam kesepakatan itu, di mana mereka dijanjikan mendapat bantuan ekonomi untuk membatasi program nuklirnya.

Pada 4 Januari Iran mengumumkan telah meningkatkan proses pengayaan uraniumnya hingga kemurnian 20 persen, jauh di atas 3,67 persen yang diizinkan sesuai perjanjian.

Baca Juga: Rencana Busuk Israel Terkuak, Ternyata Negara Yahudi Tersebut Berencana Adu Domba Amerika untuk Hancurkan Iran, Begini Skenarionya

Meski begitu, kemurnian tersebut masih jauh di bawah syarat yang dibutuhkan untuk sebuah bom atom.

Teheran sudah meminta Washington mencabut sanksi tanpa syarat.

Mereka juga berjanji akan kembali patuh total jika semua pihak memenuhi perjanjian.

Namun, fakta berbicara lain.

Baca Juga: Rudalnya Nyaris Hantam Ibu Kota Arab Saudi Sebelum Dihancurkan di Udara, Inilah Pemberontak Houthi, 'Sahabat' Iran yang Menguasai Yaman

Iran pada Kamis (28/1/2021) menolak ajakan Amerika Serikat (AS) untuk kembali mematuhi kesepakatan nuklir, dengan alasan mereka sudah mengambil langkah-langkah perbaikan sejak AS mundur.

Pemerintahan Joe Biden pada Rabu (27/1/2021) mengonfirmasi kesediaan AS untuk kembali ke kesepakatan nuklir, yang ditarik mundur oleh Donald Trump pada 2018.

Namun, Menteri Luar Negeri Antony Blinken yang membuat pengumuman itu mengatakan, AS hanya akan kembali ke kesepakatan yang disepakati dengan negara-negara besar pada 2015, setelah Iran melanjutkan komitmennya.

Menlu Iran Mohammad Javad Zarif pada Kamis menolak ajakan tersebut.

"Cek realita untuk @SecBlinken: AS melanggar JCPOA," twit Zarif merujuk pada nama resmi kesepakatan nuklir tersebut, yaitu Joint Comprehensive Plan of Action.

Baca Juga: Saksi Sejarah Timor Leste ketika Diinvasi Indonesia, Inilah Bella Galhos, Pemberontak Timor Leste yang Selamat Berkat Jadi Agen Ganda, Kabur dari Tanah Kelahirannya Lalu Lakukan Hal Ini

Zarif mengatakan, selain penarikan sepihak AS juga menjatuhkan sanksi yang memblokir makanan atau obat-obatan untuk Iran.

"Sekarang, siapa yang harus mengambil langkah pertama? Jangan pernah melupakan kegagalan maksimum Trump."

Menlu Iran itu juga menekankan negaranya sudah mematuhi JCPOA dan hanya mengambil langkah-langkah perbaikan yang diperlukan.