"Kementerian Pertahanan mendesak Pemerintah Jepang untuk menyadari bahwa hubungan militer kedua negara tidak akan meningkat tanpa Jepang melepas klaimnya atas Dokdo," demikian bunyi pernyataan Kementerian Pertahanan Korsel, Selasa (2/8/2011), mengutip Kompas.com.
Kemudian, pada Juli 2012, Jepang mengajukan protes diplomatik resmi dengan Korea Selatan setelah seorang pria menabrakkan truknya ke gerbang kedutaan besarnya di Seoul untuk memprotes klaim Jepang atas pulau-pulau tersebut.
Bahkan, pada 2020 lalu, hubungan bilateral antara Jepang dan Korea Selatan kembali memburuk karena masalah sengketa pulau ini.
Mengutip Kontan.co.id, Kementerian Luar Negeri Korea Selatan mengajukan protes setelah Jepang memperbaharui klaim terhadap Pulau Dokdo, dalam buku putih pertahanan (defense white paper) terbarunya.
Direktur Jenderal untuk Asia dan Pasifik di Kementerian Luar Negeri Korea Selatan Kim Jung-han memanggil pejabat senior di Kedutaan Besar Jepang untuk Korea Selatan, Hirohisa Soma, terkait masalah tersebut.
Korea Selatan pun mendesak agar Tokyo menarik klaim terhadap Pulau Dokdo, yang berada di wilayah paling timur Korea Selatan.
Hubungan diplomatik kedua negara pernah meningkat secara dramatis, setelah selama bertahun-tahun Korea Selatan menolak melakukan perdagangan atau membuka hubungan diplomatik dengan Jepang.
Setidaknya penolakan itu berlangsung setelah berakhirnya penjajahan Jepang (1910-1945) hingga tahun 1965.