Sebagai tanggapan, Zarif mengatakan dalam sebuah tweet bahwa laporan intelijen menunjukkan "plot untuk membuat dalih perang," mengacu pada kemungkinan serangan bendera palsu di Irak.
Dia mengatakan Iran "tidak memulai perang" tetapi siap untuk "secara terbuka dan langsung membela rakyatnya, keamanan dan kepentingan vitalnya."
Pesan Zarif pada awal Januari 2021 adalah kelanjutan dari pernyataannya yang secara langsung menunjuk ke Israel.
Serangan roket di Zona Hijau Baghdad, yang menampung Kedutaan Besar AS, telah meningkat sejak komandan militer Iran Qasem Soleimani tewas dalam serangan pesawat tak berawak AS Januari 2020 lalu.
Sementara Washington secara langsung menuduh kelompok milisi yang didukung Iran di Irak, terutama kelompok Kataib Hezbollah, Teheran tetap menyatakan bahwa kelompok tersebut beroperasi secara independen.
Menjelang peringatan pertama pembunuhan Soleimani pada awal 2020, spekulasi telah marak tentang kelompok-kelompok sekutu Iran di Irak yang merencanakan lebih banyak serangan terhadap pangkalan Amerika di negara itu.
Peringatan Zarif tentang Israel yang merencanakan serangan bendera palsu di Irak muncul beberapa hari setelah laporan bahwa kapal selam Israel dan AS bergerak di wilayah Teluk Persia.