Find Us On Social Media :

Urgensi Mutasi Dunia, Israel Segera Lakukan Pengamanan Ini Akibat Penyebaran Varian Baru Covid-19

By Muflika Nur Fuaddah, Selasa, 26 Januari 2021 | 15:43 WIB

Covid hari ini

Intisari-Online.com - Diberitakan bahwa para menteri kabinet Israel menyetujui penutupan Bandara Ben Gurion yang hampir selesai selama sepekan ke depan.

Langkah ini diambil lantaran adanya kekhawatiran dengan penyebaran varian baru virus corona yang menyebar dengan cepat.

Diketahui penutupan Bandara Ben Gurion dimulai dari Senin (25/1/2021) tengah malam hingga Selasa (26/1/2021).

Mengutip Time of Israel, kebijakan ini tetap berlaku hingga Minggu (31/1/2021), ketika tindakan penguncian nasional dilonggarkan.

Baca Juga: Covid Hari Ini 26 Januari 2021: Kasus di Seluruh Dunia Tembus 100 Juta, di Indonesia Nyaris 1 Juta Pasien Positif, hingga Efektivitas Vaksin Moderna

Salinan proposal yang disetujui para menteri mengatakan, semua pesawat luar negeri akan dilarang memasuki langit Israel atau mendarat di Bandara Ben Gurion.

Pengecualian akan dibuat untuk pesawat kargo, pesawat darurat, dan pesawat yang melintasi wilayah udara Israel tanpa mendarat.

Dokumen itu juga mengatakan, untuk penerbangan yang berangkat akan terbatas pada mereka yang bepergian untuk perawatan medis, pekerjaan penting, proses hukum, pemakaman kerabat dan perjalanan dari satu tempat tinggal ke tempat lain.

Dikatakan bahwa Direktur Kementerian Kesehatan Israel dapat memberikan pengecualian untuk alasan kemanusiaan atau "pribadi khusus".

Baca Juga: Kekaisaran Khmer, Monarki Raksasa di Asia Tenggara yang Tak Kalah Digdaya Dibanding Majapahit

Benjamin Netanyahu, mengklaim "tidak ada negara" yang mengambil langkah seperti itu.

Menurut bocoran dari pertemuan tersebut, Netanyahu mengatakan, penutupan itu diperlukan karena "urgensi mutasi di dunia".

Hanya Satu Menteri yang Tolak Penutupan

Satu-satunya anggota kabinet yang menentang tindakan itu adalah Menteri Penyerapan dan Imigrasi, Pnina Tamano-Shata, yang tampaknya memprotes kurangnya pengecualian masuk bagi imigran baru.

Baca Juga: Percaya Diri, Iran Klaim Kepemilikan Rudal Mematikan: 'Kami Mapu Hancurkan Kapal-kapal Amerika'

Menteri Pertahanan Benny Gantz mengatakan bahwa sebelum pertemuan, dia akan mendukung penutupan hingga akhir bulan.

Sementara, Netanyahu menyatakan pada Sabtu kemarin (23/1/2021) bahwa dia akan mengupayakan penutupan dua minggu.

Selama pertemuan, para menteri diperlihatkan dokumen Kementerian Kesehatan yang mengatakan hanya 33 persen pelancong yang kembali antara 26 Desember 2020 dan 21 Januari 2021 mengikuti aturan karantina, menurut situs berita Walla.

Saat pertemuan digelar, Kementerian Kesehatan melaporkan bahwa lima kasus lagi varian virus corona Afrika Selatan ditemukan di antara para pelancong dari Afrika Selatan dan Dubai.

Baca Juga: Belum Genap Seminggu Biden Menjabat, Israel Sudah Bersiap Kirim Kepala Mossad untuk Bertemu Sang Presiden, Ada Urusan Mendesak?

Kementerian tersebut mengatakan, total 27 kasus virus telah terdeteksi di Israel.

Varian Baru Virus Corona

Orly Greenfeld, anggota satgas virus corona Nachman Ash, mengatakan kepada berita Channel 12 bahwa hanya varian Inggris dan Afrika Selatan yang telah ditemukan di Israel.

Ash mengatakan kepada para menteri pekan lalu bahwa strain Inggris menyumbang 30-40 persen dari infeksi baru dan diperkirakan menjadi strain dominan di negara itu dalam beberapa minggu.

Baca Juga: Tak Hanya Serang Suriah Habis-habisan, Amerika Juga Mencuri Minyak dari Rakyat Suriah untuk Kemudian Dikirim ke Israel, Terbongkar dari Pengakuan Orang Dalam Ini

Juga pada hari Minggu, media Ibrani melaporkan bahwa puluhan penumpang ultra-Ortodoks menolak untuk memakai masker wajah selama penerbangan United Airlines dari New York ke Israel yang mendarat pada Jumat pagi, mengabaikan permintaan yang berulang kali oleh sesama penumpang dan staf.

Israel memiliki tingkat proporsional tertinggi dari administrasi vaksin COVID-19 di seluruh dunia.

Our World in Data Universitas Oxford telah menghasilkan pelacak global dari tingkat vaksinasi yang dilaporkan oleh pemerintah di seluruh dunia.

Pelacak menunjukkan jumlah dosis vaksinasi COVID-19 yang diberikan, bukan jumlah orang yang telah divaksinasi, yang biasanya membutuhkan dua dosis vaksin.

Baca Juga: Insiden Mayerling, Tragedi Tewasnya Putra Mahkota Austria-Hungaria Bersama Gundiknya yang Membuka Lebar 'Pintu Gerbang' Perang Dunia I

Menurut angka yang dikeluarkan oleh Pemerintah Israel, 11,5 dari setiap 100 orang Israel telah menerima dosis pertama vaksin Pfizer / BioNTech, hingga 1 Januari 2021.

(*)