Find Us On Social Media :

Terbentuk di Tengah Ketegangan Perang Dingin, Ini Tujuan Berdirinya Gerakan Non Blok

By Khaerunisa, Selasa, 26 Januari 2021 | 13:45 WIB

KAA Bandung 1955, cikal bakal Gerakan Non Blok.

Baca Juga: Dipuji Seluruh Dunia Karena Cabut Larangan Perjalanan untuk Umat Muslim, Joe Biden Kini Larang WNA dari 30 Negara Masuk Amerika, Ternyata Ini Penyebabnya

Setelah KAA Bandung, pada tahun 1956 ada pula Deklarasi Brijuni yang digelar di Pulau Brijuni, Yugoslavia.

Deklarasi itu ditandatangani Presiden Yugoslavia Josip Broz Tito, Perdana Menteri India Jawaharlal Nehru, dan Presiden Mesir Gamal Abdel Nasser.

Jawaharlal Nehru dan para pemimpin negara berkembang tak ingin terseret pertarungan politik AS dengan Uni Soviet.

Negara-negara berkembang yang baru merdeka seperti Indonesia dan India menjadi sasaran persaingan ideologi mereka.

Baca Juga: Kisah John Cairncross; Mata-mata ‘Paling Berharga’ Lulusan Universita Cambridge yang Terakhir, Sembunyikan Dokumen Rahasia di Celananya

Maka, dibentuklah Gerakan Non Blok, yang seperti namanya, menetapkan diri sebagai gerakan, bukan organisasi.

Kata 'Non-Blok' sendiri diperkenalkan oleh Perdana Menteri India Nehru dalam pidatonya tahun 1954 di Colombo, Sri Lanka. Dalam pidato itu, Nehru menjelaskan lima pilar yang dapat digunakan sebagai pedoman untuk membentuk relasi Sino-India yang disebut dengan Panchsheel.

PM India Jawaharlal Nehru menjadi salah satu tokoh penting panggagas GNB, juga empat tokoh penting lainnya, yaitu Presiden Yugoslavia Josip Broz Tito, Presiden Indonesia Soekarno, Presiden Mesir Gamal Abdel Nasser, dan PM sekaligus Presiden Ghana Kwame Nkrumah.

GNB tidak menjadikan negara pasif dalam politik internasional, melainkan untuk menformulasikan posisi sendiri secara independen yang merefleksikan kepentingan negara-negara anggotanya.