'Saya Hidup di Mata Orang Sekitar , Tapi Saya Mati di Mata Pengadilan, Kisah Wanita yang Berjuang Buktikan Dirinya Masih Hidup Selama 3 Tahun

Maymunah Nasution

Penulis

Jeanne Pouchain, wanita Perancis yang divonis mati oleh pengadilan karena kasus yang diajukan mantan pegawainya

Intisari-online.com -Bagaimana rasanya jika Anda divonis mati oleh pemerintah padahal kenyataannya Anda masih hidup?

Mungkin itu yang dirasakan oleh wanita Perancis ini.

Seorang wanita di Perancis telah berjuang membuktikan ia belum mati.

Mengutip people.com, Jeanne Pouchain (58) dari desa St. Joseph, Perancis, menerima surat dari pengadilan Lyon di tahun 2017 yang nyatakan ia sudah meninggal dan keluarganya harus membayar uang hutangnya dari pegawainya.

Baca Juga: Vonis 22 Anak Buah John Kei Diterima Nuskei, Padahal Orang Kei Punya Falsafah Hidup 'Ain ni Ain' yang Berperan Besar Meredakan Konflik Ambon

"Masalahnya saya disebut meninggal padahal saya hidup untuk suami, anak, orang-orang tersayang saya dan orang di sekitar saya, tapi untuk sistem pengadilan di sini, saya mati," ujar Pouchain.

Pouchain dulunya memiliki firma jasa kebersihan.

Lantas bagaimana rasanya dianggap sudah mati, hidupnya tidak lebih mudah daripada apapun.

Semua kartu identifikasi pemerintahnya telah hangus sehingga dia tidak bisa mengemudi atau pergi ke supermarket nika ia perlu tunjukkan KTP-nya.

Baca Juga: Suaminya Sudah Divonis Meninggal Karena Covid-19 dan Dimakamkan Sesuai Protokol Kesehatan, Wanita Ini Syok Mendapati Suaminya Tersebut Pulang ke Rumah Beberapa Hari Kemudian

Ia juga tidak lagi memiliki asuransi kesehatan sehingga ia tidak bisa ke rumah sakit.

Lalu ia tidak lagi memiliki nomor sosial dan akun banknya sudah dibekukan.

"Kurasa aku hidup dalam mimpi buruk," ujarnya.

Masih tidak jelas mengapa pengadilan Lyon memberitakan ia mati tanpa sertifikat kematian, tapi keputusan itu dibuat setelah tuntutan hukum dengan salah satu pegawai Pouchain.

Baca Juga: Ada Korban Sriwijaya Air SJ182 yang Pakai Identitas Orang Lain, Apakah Akan Dapat Santunan?

Rupanya, pegawai tersebut mencari kompensasi setelah Pouchain memecatnya 20 tahun yang lalu.

Agaknya pegawai itu juga sedikit dendam kepada Pouchain.

Menurut Pouchain dan pengaranya, Sylvain Cormier, setelah serangkaian keputusan beberapa tahun, pengadilan memutuskan membantu pegawai itu.

Saat pengadilan tidak bisa menghubungi Pouchain atas keputusan mereka, ia dilaporkan telah meninggal dunia.

Baca Juga: Temukan Kuburan Masal Berisi 72 Mayat di Istana Pemerintah, Polisi Timor Leste Dibuat Kaget Tahu Identitas Mayatnya Bukan Orang Timor Leste, Tetapi dari Negara Ini

Perintah pengadilan untuk membayar kerusakan sebesar 14 ribu Euro segera dibayarkan oleh suami dan anak Pouchain kepada mantan pegawainya.

"Awalnya aku sulit percaya pada klienku," ujar pengacara Pouchain kepada AP.

Ia tambahkan ia tidak pernah mengerjakan kasus "gila" seperti ini.

Cormier mengisi mosi khusus pada Senin 11 Januari untuk mengubah keputusan tahun 2017 oleh sidang Lyon.

Baca Juga: Kisah si Kembar; Agen Mata-mata yang Balas Dendam pada Nazi Setelah Keluarga Mereka Hilang di Laut

Ia juga membuktikan jika Pouchain masih hidup.

"Hal paling penting adalah membuktikan aku masih hidup," ujar Pouchain.

"Aku ingin mendapatkan identitasku kembali."

"Ini adalah kesempatanku untuk mengembalikan hidupku," ujarnya kepada AP.

Baca Juga: Hanya Diupah Rp100.000, Begini Cara 2 Petugas Lapas Tangerang Bantu Terpidana Hukuman Mati Kasus Narkoba Cai Chang Pan Kabur dari Penjara

Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik?Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik di sini

Artikel Terkait