Find Us On Social Media :

Kebenciannya pada Donald Trump Sudah Mendarah Daging, Walau Tak Lagi Jadi Presiden Amerika, Dia Tetap Jadi Sasaran Utama Balas Dendam Iran, Terkuak Karena Bukti Ini

By Mentari DP, Sabtu, 23 Januari 2021 | 08:30 WIB

Presiden AS Donald Trump dan Presiden Iran Hassan Rouhani.

Dalam tweet, yang ditulis dalam bahasa Farsi, kata "balas dendam" berwarna merah dan sisa posting mengatakan: "Pembunuh Soleimani dan dia yang memerintahkannya harus membayar".

Di situs resmi Ayatollah Khomeini, gambar tersebut diposting secara mencolok.

Teks yang menyertainya mengutip komentar yang dibuatnya pada 16 Desember, sekali lagi bersumpah akan membalas dendam "kapan saja".

Twitter telah didesak untuk bertindak setelah beberapa pengguna menunjukkan apa yang mereka lihat sebagai inkonsistensi pelarangan Trump, tetapi tidak terhadap pemimpin Iran.

Diketahui bersama Twitter menutup akun Trump yang sangat berpengaruh awal bulan ini.

Ini setelah dia mengunggah postingan yang secara luas dianggap mendorong kekerasan yang membanjiri Capitol AS.

"Kenapa psikopat yang kejam ini dapat secara terbuka menyerukan pembunuhan mantan presiden AS, dan tidak dikeluarkan dari Twitter?" salah satu pengguna menulis dalam bahasa Inggris.

"Trump dilarang tapi ini tidak apa-apa. Apakah ini lelucon?" tulis pengguna lain.

Tweet Iran mengacu pada Jenderal Soleimani, yang dibunuh oleh pesawat tak berawak AS di Baghdad setahun lalu.

Di mana serangan itu diperintahkan langsung oleh Trump yang bertindak sebagai Panglima Tertinggi.

Baca Juga: Bukan China atau Iran, Justru Korea Utara yang Akan Buat Joe Biden Pusing Tujuh Keliling, Lihat Saja Belum Juga Jadi Presiden AS Kim Jong-Un Sudah Beri Ancaman Ini