Find Us On Social Media :

Negara Arab Ini Termasuk Negara Paling Korup di Dunia, Mantan Presidennya Dicurigai Korupsi Timbun Uang Mencapai 60 Miliar Dolar AS

By Khaerunisa, Jumat, 22 Januari 2021 | 20:05 WIB

Intisisari-Online.com - Banyak negara menjadi tempat tumbuh suburnya korupsi, seperti salah satu negara paling korup di dunia yang satu ini.

Menurut Transparency International 2019, skor transparansi negara ini hanya 15 dari nilai tertinggi 100.

Skor tersebut menjadikan negara ini sebagai salah satu dari 5 besar negara paling korup di dunia.

Negara tersebut adalah Yaman. Negara Arab ini hanya berada di bawah  Somalia, Sudan Selatan, dan Suriah.

Baca Juga: 7 Negara Paling Korup di Dunia, Salah Satunya Suriah, Bantuan Kemanusiaan Saja Bisa Ditilep Aparat Negara!

Somalia skor transparansinya 9, Sudan Selatan 12, dan Suriah 13.

Venezuela, Sudan, Guinea Ekuatorial, Afganistan, memiliki skor yang sama yaitu 16. Kemudian di peringkat 9 adalah Korea Utara dengan skor 17.

Negara-negara itulah yang dinilai sebagai tempat paling subur tumbuhnya korupsi di dunia, menghambat kemajuan negara, dan menyebabkan kemiskinan dan penderitaan rakyatnya.

Berbicara tentang korupsi di Yaman, bahkan kepala negaranya saja diyakini melakukan korupsi.

Baca Juga: Setahun Berlalu Asal-usul Covid-19 Belum Ketemu, Akhirnya WHO Kirim Ilmuwan untuk Lakukan Penyelidikan di Wuhan, Apa Hasilnya?

Menurut Human Rights Watch dikutip mhlnews.com, di seluruh negeri, warga sipil menderita karena kurangnya layanan dasar, krisis ekonomi yang meningkat.

Juga menghadapi pasukan keamanan lokal yang kejam, dan sistem pemerintahan, kesehatan, pendidikan, dan peradilan yang rusak.

Perekonomian Yaman, yang sudah rapuh sebelum konflik, telah terkena dampak yang sangat parah.

Ratusan ribu keluarga tidak lagi memiliki sumber pendapatan tetap, dan banyak pegawai negeri tidak menerima gaji tetap selama beberapa tahun.

Baca Juga: 2020 Segera Berakhir, Bagaimana Ramalan Soeharto 25 Tahun Lalu tentang Kondisi Indonesia Tahun 2020? Terwujudkah?

Kerusakan ekonomi negara itu telah memperburuk krisis kemanusiaan.

Sementara itu, mengutip bbc.com (25/2/2015), Mantan presiden Yaman Ali Abdullah Saleh dicurigai mengumpulkan aset $ 30 miliar- $ 62 miliar selama dan setelah masa kekuasaannya, kata para ahli PBB.

Mereka mengatakan Saleh diyakini telah mentransfer sebagian besar kekayaannya ke luar negeri dengan nama lain.

Saleh di masa lalu membantah tuduhan korupsi.

Baca Juga: Setahun Berlalu Kasus Covid-19 Meledak di Amerika Tetapi Tidak di China, Negeri Panda Dicurigai Sembunyikan Hal Ini Dari Dunia, Negara Barat Bisa Murka Mengetahuinya

Dia adalah pemimpin Yaman selama 33 tahun sebelum dipaksa turun dari kekuasaan dalam salah satu pemberontakan Arab 2011.

Laporan tersebut mengatakan aset Saleh termasuk properti, uang tunai, saham, emas dan komoditas berharga lainnya yang tersebar di setidaknya 20 negara.

"Asal mula dana yang digunakan untuk menghasilkan kekayaan Ali Abdullah Saleh diyakini sebagian dari praktik korupnya sebagai presiden Yaman, terutama yang berkaitan dengan kontrak gas dan minyak," katanya.

Kegiatan ilegal menghasilkan keuntungan pribadi sebesar "hampir $ 2 miliar setahun selama tiga dekade terakhir", katanya.

Baca Juga: Bukan Gibran, Sosok yang Kondang Lewat Media Sosial Setelah Pilkada Kemarin Ini Benarkah Akan Jadi Jokowi Selanjutnya?

"Banyak yang berpendapat bahwa utang negara yang membengkak dan masalah ekonomi akan diatasi dengan pemulangan aset yang dicuri," kata laporan itu.

Itu ditulis oleh panel ahli yang memantau sanksi PBB di Yaman.

Situasi keamanan di Yaman memburuk dengan tajam setelah Presiden Abdrabbuh Mansour Hadi mengundurkan diri menyusul pengambilalihan oleh kelompok milisi Syiah, Houthi.

Pakar PBB mengatakan Saleh, dengan dukungan sebagian besar tentara, telah "berkolusi dengan Houthi dalam apa yang mengakibatkan kudeta" terhadap Hadi.

Baca Juga: Persaingan Dengan Amerika Semakin Meningkat, China Berusaha Merogoh Hati Negara ASEAN dengan Akhirnya Sepakati Kebijakan yang Mungkin Jadi Senjata Makan Tuan Bagi China

Ali Abdullah Saleh sendiri telah tewas pada 4 Desember 2017.

Kematiannya justru di tangan kelompok pemberontak Houthi.

Mengutip Kompas.com (5/12/2017), Pemimpin kelompok pemberontak Houthi menyatakan, tewasnya mantan Presiden Yaman Ali Abdullah Saleh merupakan buah dari pengkhianatan.

Saleh tewas ketika Houthi menyergapnya di ibu kota Sana'a dalam sebuah pertempuran, Senin (4/12/2017). 

Baca Juga: Surga Dana Segar para Teroris di Indonesia Itu Bernama Fintech, Mudah Luput dari Pengawasan Berkat Segala Kecanggihannya Ini, Termasuk Tingkat Anonimitas yang Tinggi

Mobilnya ditembak roket peluncur granat ketika berada di jalanan Ma'rib, sementara Saleh ditembak di kepala oleh penembak jitu Houthi. Meski partai Saleh, Kongres Rakyat Umum (GPC), membantahnya.

Dalam siaran langsung lewat televisi Houthi, Al Masirah, via Al Jazeera, Selasa (5/12/2017), Abdul Malik al-Houthi menyebut pejuangnya membunuh Saleh karena dia dianggap berkhianat.

Pada 3 Desember 2017, Saleh memutuskan mendukung koalisi yang dipimpin Arab Saudi. Dia membelot dari Houthi, sekutu yang telah membantunya sejak 2014.

Itulah bagaimana kondisi negara paling korup di dunia, sekaligus termiskin yang mengalami perang saudara.

Baca Juga: Fakta-fakta Suriah, Salah Satu Negara Paling Korup di Dunia, Jutaan Warganya Mengungsi ke Negara Tetangga

(*)

 

Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik? Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik di https://www.gridstore.id/brand/detail/27/intisari